Liputan6.com, Surabaya - Tepat pukul 07.00 WIB, Senin (27/3/2017), Renzha Dirga menginjakkan kakinya di Mess Persebaya, Karanggayam, Tambaksari Surabaya. Bonek asli Ngawi ini tiba di Surabaya setelah melewati 20 kota dalam empat provinsi di Pulau Jawa, setelah berjalan kali dari Jakarta. Aksi ini dilakukan Renzha untuk memenuhi nazar-nya.
Renzha pertama kali mengucapkan nazar pada tahun 2012. Kala itu, dia berjanji akan berjalan kaki dari Jakarta ke Surabaya jika Persebaya kembali berkiprah di kompetisi resmi sepak bola Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Saya start dari Jakarta mulai 3 Februari 2017 kemarin," katanya di Stadion Makodam V Brawijaya, Surabaya, Senin (27/03/2017).
Total, Renzha menempuh perjalanan berjarak 769 km dengan waktu 1.296 jam atau 52 hari. Dalam perjalannya tersebut, Renzha mengaku menghabiskan enam buah sandal dan pingsan dua kali. "Saya kena typhus di Semarang dan berpapasan dengan macan tutul di Rembang," beber pria berjenggot ini.
Renzha memiliki misi lain terkait nazar ini. Dia ingin menyampaikan pesan sekaligus memberi motivasi kepada para bonek se-Indonesia. "Saya ingin membantu mengubah image bonek. Dari yang negatif menjadi positif. Jadi sepanjang perjalanan selalu berbuat positif," tegas pria 37 tahun ini.
Terkait Persebaya, Renzha juga mengatakan, jika penantian panjang selama tujuh tahun bukan yang waktu yang pendek. Ibarat sekolah, sambung Renzha, Persebaya saat ini masih dalam jenjang Paud. "Artinya, Persebaya harus berjuang dan terus berjuang untuk mewujudkan semua mimpi para pecinta dan pendukungnya. Tentunya menjadi sang juara sejati," harapnya.
Renzha mengaku tidak hanya menempuh jalur Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Ayah satu anak ini sempat menyeberang ke jalur selatan menuju Ngawi. Di kota kelahirannya itu, Renzha menyempatkan diri datang ke pusara mendiang ibu tercintanya. "Rencananya, Kamis (30/3/2017), saya akan kembali ke Jakarta dengan naik bus," tandas anak terakhir dari 7 bersaudara itu.