Liputan6.com, Jakarta CEO PT Liga Indonesia Baru, Risha Adi Widjaya dan Ketua Umun PSSI, Edy Rahmayadi menjelaskan ada enam hal baru dalam regulasi Liga 1 2017. Pembatasan usia menjadi salah satu hal baru di kompetisi sepak bola Indonesia.
Risha membeberkan tiga regulasi baru di Liga 1 2017, yakni daftar susunan pemain (DSP), jumlah pergantian pemain dalam satu kompetisi, dan salary cup. Untuk DSP akan ada 20 pemain dari 18 pada kompetisi 2014.
Baca Juga
"DSP yang biasanya 18 menjadi 20 karena ada peraturan pemain U-23 yang diwajibkan main dalam 45 menit pertama. Dengan mempertimbangkan segala kemungkinan maka ada tambahan dua pemain dari Timnas U-23," kata Risha di Makostrad, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
Untuk pergantian pemain, Risha mengatakan, setiap tim boleh melakukan lima kali dari tiga kesempatan yang lazim diperaturan sepak bola dunia. "Supaya kualitas berjalan sesuai dengan yang kita mau. Kita pernah coba di Piala Presiden, untung ruginya kita pertimbangkan, makanya diputuskan pemain penggantinya jadi lima," ujarnya.
Sedangkan untuk salary cap atau pembatasan gaji pemain baru mulai diterapkan pada Liga 1 2017. Salary cap baru digunakan saat turnamen Torabika Soccer Championship.
"Masalah salary cap sebenarnya wewenang PSSI. Tapi tadi dibicarakan minimal Rp 5 miliar dan maksimal Rp 15 miar dari sebelumnya Rp 10 miliar," ucap Risha.
Advertisement
Usia Pemain
Sementara itu, Edy juga membeberkan peraturan baru Liga 1, yakni pengaturan usia pemain, tidak ada hadiah untuk pemenang, dan pemasukan sebuah klub. Pengaturan usia itu pemain ini terbagi menjadi dua, yakni pemain uzur dan muda.
Jelang bergulirnya Liga 1 pada 15 April mendatang, Edy menegaskan regulasi mengenai pemain yang usianya sudah di atas 35 tahun. Satu tim hanya diperbolehkan menggunakan dua pemain yang sudah uzur.
Selain itu, Edy juga memaparkan regulasi pemain usia 23 tahun wajib dimiliki sebuah tim minimal lima. Bahkan, tiga di antaranya wajib dimainkan. Namun Edy juga meminta semua klub memiliki lebih dari lima pemain usia 23 tahun. Ini dilakukan agar klub tidak melanggar regulasi pemain bila ada yang dipanggil Timnas Indonesia U-23.
"Kalau pemain U-23 dipanggil ke Timnas itu harus ditambah, kalau tidak kurang. Contoh, ada Bhayangkara FC yang empat pemainnya diambil, ya berarti mereka harus mencari pengganti," katanya Edy.
Selanjutnya, Edy juga menjelaskan tentang tidak adanya hadiah di Liga 1. Hal ini berbeda saat Liga Super Indonesia 2014, Persib Bandung yang keluar sebagai juara mendapat hadiah sebesar Rp 3 miliar.
"Masing-masing klub Liga 1 akan mendapat dana kontribusi komersial sebesar Rp 7,5 milar dan liga itu tanpa hadiah. Diperkirakan klub yang menang terus dan berada di peringkat satu bisa mendapat Rp 17 miliar," jelas pria yang menjabat sebagai Pangkostrad tersebut.
Mengenai pemasukan tim, ada tiga unsur yang mempengaruhi finansial sebuah kesebelasan di Liga 1. Tiga unsur itu adalah kontribusi komersial sebesar Rp 7,5 milar, peringkat tim, dan rating televisi.
Hal ini baru terjadi pada 2017. Sebelumnya pada kompetisi resmi PSSI, yakni Liga Super Indonesia 2014, masing-masing klub hanya mendapat yang dana kontribusi komersial sebesar Rp 2 miliar.
Advertisement