Sukses

5 Balapan Teraneh di MotoGP

Ada beberapa balapan yang tergolong aneh dan pernah terjadi di sejarah MotoGP.

Liputan6.com, Jakarta - MotoGP memasuki seri kedua di Argentina. Balapan MotoGP nanti bakal digelar di sirkuit Termas de Rio Hondo pada 9 April nanti.

Sirkuit Termas dikenal cukup angker karena kerap tak bersahabat dengan ban. Cuaca panas di MotoGP Argentina 2016 membuat ban kehilangan daya cengkeram dan cepat aus.

Musim lalu, pembalap diharuskan untuk ganti motor di pit stop. Itu karena dikhawatirkan bisa membuat pembalap berjatuhan karena kehilangan cengkeraman pada ban.

Tak hanya di MotoGP Argentina musim lalu, ada 5 balapan lain yang dikenal cukup berbahaya. Berikut detailnya seperti dilansir crash:


2 dari 6 halaman

5. MotoGP Australia 2013

Balapan di MotoGP Australia 2013 dipenuhi drama. Ini karena sirkuit Philip Island baru saja diaspal ulang dan ini ternyata tidak cocok dengan kondisi ban Bridgestone, ban resmi MotoGP saat itu.

Karena dikhawatirkan terjadi overheating, untuk pertama kalinya di sejarah MotoGP, pembalap diwajibkan lakukan pit stop. Itu dilakukan di tengah-tengah balapan.

Pembalap diwajibkan masuk pit stop untuk ganti motor di lap ke-9 atau 10 balapan. Ini berjalan sempurna untuk semua pembalap, kecuali Marc Marquez.

Saat itu, Marquez telat ganti ban sehingga terpaksa diberi bendera merah. Untung saja, kegagalan ini tak membuatnya gagal menjadi juara.


3 dari 6 halaman

4. MotoGP Jerman 2014

Balapan di Jerman tahun ini terkenal dengan keanehan saat melihat grid di posisi start. Kejadian aneh ini dipicu oleh hujan turun yang mendadak berhenti saat akan balapan.

Awalnya, pembalap gunakan ban basah. Tapi saat lakukan sesi warm up atau pemanasan, sirkuit Sachsenring tiba-tiba mengering.

14 pembalap terpaksa masuk pit stop untuk ganti ban botak. Ini membuat suasana di pit lane jadi ramai di awal balapan.

Hebatnya, pembalap mampu atasi kondisi ini dengan baik. Bahkan pembalap yang bertahan dengan ban basah bisa dilewati pada tikungan pertama. Marquez salah satunya yang bisa keluar jadi juara.


4 dari 6 halaman

3. MotoGP Brasil 2001

Saat hujan turun, segala hal mungkin terjadi. Ini dialami Jack Miller saat memenangi MotoGP Belanda musim lalu di Sirkuit Assen.

Pada 2001 tepatnya MotoGP Brasil, hal serupa juga terjadi. Ada kejadian aneh saat bendera merah dikibarkan karena hujan turun.

Uniknya, penyelenggara tetapkan jika hasil kualifikasi akan dijumlahkan dengan waktu balapan. Saat balapan dihentikan di lap 4, Rossi berada di posisi ketiga dan Carlos Checa di posisi keempat karena terpaut 0,052 detik.

Setelah balapan dimulai kembali sebanyak 20 lap, Checa sukses finis terdepan. Namun karena Rossi hanya terpaut 0,052 di posisi dua, Rossi dinyatakan juara atau naik podium satu karena unggul akumulasi 0,143.

Aturan itu akhirnya dihapus setelah balapan itu. Aturan baru ternyata juga memicu kontroversi di 2004 yang juga libatkan Rossi.

5 dari 6 halaman

2. MotoGP Italia 2004

Lagi, hujan membuat balapan jadi kontroversial. Saat ada duel ketat antara Valentino Rossi, Sete Gibernau, Max Biaggi dan Makoto Tamarda berlangsung, hujan turun di Mugello.

Hujan untungnya tidak berlangsung lama. Tapi yang jadi pertanyaan, penyelenggara memangkas jumlah lap tersisa menjadi 6 lap saja.

Rossi keluar sebagai juara dengan menggunakan ban kering. Protes bermunculan tapi Rossi tetap dinyatakan sebagai juara di balapan itu.

6 dari 6 halaman

1. Moto 125 cc Malaysia 2002

Kali ini terjadi bukan di kelas utama MotoGP tapi di Moto 125 cc. Terjadi kesalahan konyol saat pengawas lomba mengibarkan bendera finis lebih cepat satu lap.

Uniknya, meski Manuel Poggiali terjatuh di lap terakhir dan harusnya finis ke-9, dia dinyatakan finis ke-4. Saat itu, pembalap Lucio Cecchinello lewati Dani Pedrosa untuk podium kedua.

Sedangkan Arnaud Vincent tetap sukses menjadi juara di kelas 125 cc.