Sukses

MotoGP: Tragedi Luis Salom Hantui Lorenzo

Jorge Lorenzo bersahabat dengan Luis Salom yang tewas di Catalunya, Spanyol.

Liputan6.com, Jakarta Pembalap Ducati, Jorge Lorenzo, ternyata pernah memutuskan berhenti dari balapan MotoGP. Tragedi yang menimpa sesama pembalap, Luis Salom, 3 Juni 2016 lalu, membuat pria asal Spanyol itu bergidik dan berencana gantung helm lebih awal. 

Salom meniggal dunia di Sirkuit Catalunya, Spanyol. Pembalap Tim SAG Racing itu terlempar dari sepeda motornya setelah memasuki pit stop pada latihan bebas. 

Awalnya, sesi berlangsung lancar. Bahkan Salom sempat mencatatkan waktu terbaik yakni 1 menit 48.608 detik. Petaka datang saat Salom hendak kembali ke lintasan usai mengganti ban belakang motornya. Pembalap berusia 24 tahun itu kehilangan kendali saat akan menaklukan tikungan ke-12. Dari hasil penyelidikan terungkap bila Salom ternyata melakukan pengereman lebih lambat 6km/jam dari waktu terbaiknya.

Menurut telemetri, hal itu karena akselerasi yang lebih rendah di pintu keluar Turn 11. Karena itu, kecepatannya berkurang dan Salom membuat pengereman 9 meter kemudian untuk mempertahankan kecepatan tikungan di Turn 12. Akibatnya Salom terpental ke pinggir lintasan dan tak sadarkan diri. Tim medis pun melarikannya ke rumah sakit terdekat, dan tak berselang lama tim mengonfirmasi jika Salom tewas.

Dunia MotoGP berduka. Insiden ini juga ternyata menyisakan trauma bagi para pembalap, termasuk Jorge Lorenzo. Apalagi keduanya dikenal dekat sebagai sahabat. 

"Ketika pembalap meninggal di lintasan, sulit untuk bisa bersaing setelah itu. Apalagi ketika mengetahui Salom meninggal dunia dan saya selalu ingat segala sesuatu tentang hari itu," kata Lorenzo seperti dikutip dari Tuttomotori, Kamis (6/4/2017).

"Semua mata seperti kosong dan semua orang terdiam, terutama saya. Karena saya sudah berbagi banyak pengalaman dengan Luis dan saya tahu keluarganya. Saya tidak bisa memutuskan apakah akan menghentikan balapan atau tidak, saya hanya bisa katakan bahwa itu adalah balapan yang paling sulit dalam hidupnya," kenang Lorenzo.

(David Permana)