Sukses

5 Pemain yang Salah Pilih Klub Musim Ini

Pemain yang semula jago di klub lama malah jadi penghangat bangku cadangan di klub anyar.

Liputan6.com, Jakarta - Sepak bola bisa menjadi sebuah permainan yang kejam. Di satu sisi bisa membawa Anda ke ketinggian dan ketenaran, tapi ada kalanya bisa terjerembab.

Tak sedikit mereka yang terjerembab karena memang salah mengambil keputusan. Hanya dengan iming-iming uang, si pemain mau menerima pinangan klub besar, meski akhirnya malah seperti salah pindah klub.

Indikator itu dilihat dari penurunan performa drastis musim ini. Mereka acap jadi penghangat bangku cadangan, dan nasibnya berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Nah ada lima pemain yang bernasib seperti itu. Mereka dianggap salah pindah klub baru pada musim ini. Berikut daftarnya dikutip dari Sportskeeda:

2 dari 6 halaman

1. Lucas Perez

Penyerang 28 tahun ini mendapat pujian saat tampil bersama Deportivo La Coruna musim lalu. Hal itulah yang bikin Arsenal tertarik.

Namun, langkah kepindahan Perez ke klub London Utara itu bisa dibilang salah. Soalnya, pemain asal Spanyol ini jarang dimainkan oleh manajer Arsenal, Arsene Wenger.

Selain karena cedera, Perez seperti sulit menggeser pemain-pemain seperti Alexis Sanchez, Olivier Giroud, Theo Walcott dan Danny Welbeck.

Wenger sepertinya masih kebingungan untuk mencari momen yang pas untuk memasukkan Perez. Padahal, Perez bisa jadi solusi untuk kebuntuan lini depan Arsenal.

3 dari 6 halaman

2. Gabriel Barbosa

Penyerang 20 tahun itu sebenarnya sangat gemilang bersama Santos. Dia bahkan berhasil memainkan peran penting kala klub Brasil itu meraih Campeonato Paulistas pada 2015 dan 2016.

Kemudian, dia memutuskan untuk menerima pinangan dari Inter Milan. Awalnya, Barbosa dianggap bisa meneruskan mantan rekan setimnya, Neymar. Namun nyatanya, musim ini dia cuma main dalam 8 pertandingan alias 162 menit saja.

Padahal di Santos, dia berhasil membuat 154 penampilan sejak menembus tim utama dan mengemas 54 gol. Tentu, dia harus evaluasi keputusannya untuk tinggal di Inter atau cabut.

4 dari 6 halaman

3. Michy Batshuayi

Dalam sedekade terakhir, Chelsea memang punya kebiasaan untuk menarik bakat di seluruh Eropa. Jadi, ketika Michy Batshuayi mulai cemerlang di Olympique Marseille, The Blues pun langsung menggaetnya.

Namun, sejak pindah ke Stamford Bridge, Batshuayi ternyata jarang bermain. Dia hanya ada sebagai bayangan dari Diego Costa.

Manajer Chelsea, Antonio Conte terang-terangan jika striker asal Belgia itu wajib belajar banyak dari kegigihan Conte. Alhasil, Batshuayi hanya main sebanyak 17 pertandingan Liga Inggris saja.

Itupun bukan sebagai starter, tapi sebagai pelapis saja. Entah bagaimana nasib Batshuayi selanjutnya bersama Chelsea. Apakah dipertahankan atau dipinjamkan musim depan agar bisa memperbaiki kualitas.

5 dari 6 halaman

4. Renato Sanches

Setelah cemerlang bersama Benfica, Renato Sanches ditakdirkan untuk melakukan hal-hal besar bersama Bayern Muenchen. Apalagi, dia sebelum bergabung dapat gelar pemain muda terbaik di EURO 2016.

Namun demikian, nyatanya musim  ini dia tak tampil seperti yang dipredksi. Dia cuma main selama 8 pertandingan selama di Jerman.

Kepercayaan diri yang kurang, dan acap lakukan kesalahan elementer menjadi faktor utama Carlo Ancelotti tak memberinya posisi utama. Apalagi, dia harus bersaing dengan Arturo Vidal sebagai gelandang box-to-box.

6 dari 6 halaman

5. Paco Alcacer

Ketika Paco Alcacer memutuskan pindah ke Barcelona, tentu bakatnya diprediksi akan makin menggila. Sebab, dia merupakan salah satu pemain yang paling produktif di Valencia.

Pada musi 2013-14 contohnya, striker 23 tahun ini sukses mengemas 14 gol dalam 37 penampilan bersama Valencia. Namun, hal ini tak terjadi ketika cabut ke Barcelona.

Alcacer harus puas menunggu kesempatan sebagai pemain cadangan. Buruknya, dia juga kurang produktif saat diberi kepercayaan untuk tampil.

Musim ini, dia hanya tampil sebanyak 13 kali di semua kompetisi. Ada kemungkinan Alcacer bakal didepak Barcelona musim depan. (I. Eka Setiawan)

Video Terkini