Liputan6.com, Madrid - Bukan rahasia lagi kalau Cristiano Ronaldo merupakan salah satu pemain terbaik di planet ini. Dia terus memecahkan rekor pribadi maupun klub. Namun nyatanya, Ronaldo punya sikap yang menjengkelkan
Saat ini bintang Portugal tersebut memang masih "menggila". Ronaldo sukses mengangkat trofi Ballon d'Or dan pemain terbaik FIFA.
Advertisement
Baca Juga
Meski sudah berusia 32 tahun, faktanya musim ini Ronaldo sukses mengemas 31 gol di semua kompetisi.
Namun di lain sisi, Ronaldo bisa dibilang sebagai pemain yang cukup menyebalkan karena sifat dan keegoisannya.
Ada lima bukti yang menunjukkan Ronaldo seperti itu. Berikut daftarnya seperti dikutip dari Sportskeeda.
Mengedipkan Mata
Pada Piala Dunia 2006 silam, semua mata tertuju ke dua pemain muda: Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo. Di era ini, keduanya dianggap prospek terbaik di dunia sepak bola dan bermain di klub sama, yakni Manchester United.
Ketika Inggris dan Portugal bertemu di perempat final, ada sedikit kejadian panas. Hal ini dimulai kala Rooney terlibat perseteruan dengan Ricardo Carvalho. Namun, Ronaldo meyakinkan wasit kalau Rooney yang bersalah.
Rooney akhirnya diusir keluar. Ronaldo sendiri mengedipkan mata ke arah bangku timnas Portugal. Hal ini seakan dia memang sengaja memprovokasi wasit untuk mengusir Rooney.
Advertisement
Mengkritik Rekan Setim
Ronaldo memang dikenal punya perilaku yang egois. Bahkan, dalam sebuah wawancara pada 2016, Ronaldo pernah dianya soal hubungan baik dengan Karim Benzema dan Gareth Bale.
Jawabannya? Dia bilang kalau hubungan baik tak diperlukan karena pernah berhasil di MU, meski tak berbicara dengan Rio Ferdinand, Ryan Giggs, atau Paul Scholes.
CR7 juga pernah mengkritik keras rekan setim. Dia bilang, "Jika mereka semua pada tingkat seperti saya, mungkin Real Madrid akan memimpin klasemen."
Sedih karena Gaji Kecil?
Ronaldo berada di Real Madrid sejak 2009. Namun, beberapa kali ada rumor kalau dia ingin kembali ke Manchester United. Ini karena pemain 32 tahun itu pernah berterus terang mengisyaratkan kesedihannya.
Pada 2012, Ronaldo pernah menolak untuk merayakan gol karena merasa sedih. Dia pernah marah dengan orang-orang dalam klub karena hal tak diketahui.
Saat itu, Ronaldo mengklaim masalahnya bukanlah tentang uang. Akan tetapi, insiden tersebut terjadi tak lama setelah daftar pemain bayaran tertinggi di dunia dipublikasikan, menunjukkan Ronaldo ada di tempat 10, di belakang pemain seperti Zlatan Ibrahimovic, Samuel Eto'o, dan Didier Drogba.
Advertisement
Mengincar Kejayaan Pribadi
Portugal menyerah dengan kedudukan 2-4 melalui adu penalti saat berhadapan dengan Spanyol di semifinal Piala Eropa 2012. Tersingkirnya Portugal menyisakan pertanyaan besar karena dalam adu tos-tosan Ronaldo malah ditempatkan sebagai penendang terakhir.
Dengan Joao Moutinho dan Bruno Alves gagal menuntaskan tugasnya, Ronaldo tak dapat kesempatan mengeksekusi bola. Dalam keterangan pada wartawan usai laga, bintang Real Madrid itu menyebut kalau penempatan dirinya sebagai penendang terakhir adalah keputusan pelatih.
Pernyataan tersebut nyatanya dibantah Nani yang menyebut Ronaldo yang meminta jadi penendang terakhir. Alasannya, Ronaldo ingin mengejar kejayaan atas namanya sendiri. Sebab, jika jadi penentu kemenangan, maka dia akan dianggap jadi pahlawan.
"Ronaldo meminta menjadi penendang penalti terakhir. Saya katakan pada pelatih kalau saya menerima semua perintahnya (pelatih Paulo Bento)," ungkap Nani.
Menyindir Islandia
Ketika satu grup dengan Islandia, Hungaria, dan Austria di Piala Eropa 2016, Portugal diprediksi tidak kesulitan masuk babak gugur. Namun, asumsi itu tidak jadi kenyataan.
Islandia, yang menjalani debut, tampil mengejutkan. Awalnya skema berjalan baik setelah Nani mencetak gol. Namun, Islandia membuat Portugal frustrasi dengan Birkir Bjarnason menyamakan kedudukan.
Pertandingan berakhir 1-1. Tapi yang mengejutkan, pemain Islandia merayakannya seperti memenangkan laga. Ronaldo tampak kesal dan menolak berjabat tangan dengan pemain Islandia.
Dalam wawancara usai laga, Ronaldo mengkritik Islandia dengan mentalitas kecil. Dia menganggap Islandia tak mau memenangi pertandingan. (I. Eka Setiawan)
Advertisement