Sukses

Kecelakaan di MotoGP Austin Masih Jadi Misteri Bagi Vinales

Maverick Vinales terjatuh bersama tunggangannya pada lap kedua tikungan ke-18.

Liputan6.com, Jakarta Maverick Vinales masih belum habis pikir bisa terjatuh di MotoGP Austin, Senin dinihari WIB. Bagi pembalap Movistar Yamaha itu, mengaggap penyebab insiden itu masih jadi misteri bagi dirinya.

Vinales memang begitu menyesali kegagalannya meraup poin di MotoGP Austin. Akibatnya dia harus puas dikudeta rekan setimnya Valentino Rossi yang selesai di tempat kedua.

Pada balapan seri ketiga Vinales gagal menyentuh garis finis. Ia malah terjatuh di lap kedua usai kehilangan keseimbangan saat berusaha menaklukan tikungan ke-18 di COTA.

Hasil itu membuat tim Yamaha batal merayakan kemenangan ke-500 di Kejuaraan Grand Prix. Namun ia tidak ingin terlalu lama memendam kesedihan mengingat ada balapan berikutnya sudah di depan mata, yakni 7 Mei 2017.

"Saya ingin memenangkan gelar bersama Yamaha, pada tahun pertama. Saya tidak akan membiarkan kesalahan itu terjadi di balapan berikutnya," kata Vinales seperti dikutip dari Speedweek, Senin (24/4/2017).

Vinales membeberkan penyebab kegagalannya meneruskan balapan di MotoGP Austin. Diakuinya, dirinya tidak menemukan perasaan yang cocok terhadap penggunaan ban depan.

2 dari 2 halaman

Menyisakan Misteri

Intinya, Vinales tidak ingin disalahkan dalam hal ini. Karena ia merasa kehilangan perasaan terhadap ban depan dan akibatnya pembalap yang dikenal dengan julukan Top Gun terjatuh.

"Kondisi saya tidak berada dalam kondisi baik, terutama dengan ban depan. Semua data yang terkumpul tidak memberi kita petunjuk apapun karena kecepatan dalam keadaan normal. Sementara kecelakaan itu sama seperti yang dialami Marc Marquez di Argentina," lanjut Vinales.

"Lucu, saya kehilangan ban depan dengan cara yang aneh karena ini di luar kendali. Grip belakang sangat baik. Sepanjang akhir pekan saya tak pernah merasakan situasi genting seperti ini dalam kondisi dingin, itu semua di bawah kontrol. Saya sangat marah karena ini tidak normal. Kecelakaan itu sebuah misteri bagi saya. Di sisi lain, saya senang bahwa saya tetap utuh."

(David Permana)