Sukses

4 Alasan MU Belum Pantas Ikut Liga Champions

MU memburu tempat di Liga Champions musim depan melalui Liga Europa.

Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) sudah memilih jalan menuju Liga Champions musim depan. Mereka memburu tempat melalui Liga Europa.

Indikasi tersebut terlihat ketika MU "melepas" laga Liga Inggris melawan Arsenal, Minggu (7/5/2017). Untuk duel tersebut, pelatih Jose Mourinho melakukan delapan perubahan dari tim yang menghadapi Celta Vigo pada leg pertama semifinal Liga Europa.

The Red Devils merasa jalur Liga Europa lebih mudah ketimbang Liga Inggris. Di sini mereka cukup menyisihkan Celta dan Ajax Amsterdam (kemungkinan besar) untuk tampil di kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa musim depan.

Persaingan Liga Inggris dinilai akan lebih rumit. Wayne Rooney dan kawan-kawan mesti meladeni Arsenal dan Tottenham Hotspur, plus Southampton, serta Crystal Palace. Tidak hanya itu, nasib mereka juga tergantung kinerja rival yakni Liverpool, Manchester City, dan Arsenal.

Siapkah MU mengikuti Liga Champions musim depan?

2 dari 5 halaman

Penilaian Awal

Ekspresi bek Marcos Rojo (kiri) pada laga melawan Chelsea di Piala FA, Maret 2017. Sebagai klub besar, MU semestinya tidak perlu memilih untuk lolos Liga Champions musim depan. (AP Photo/Alastair Grant)

Posisi saat ini menunjukkan MU belum layak bersaing melawan Real Madrid, Barcelona, Bayern Muenchen, atau Juventus.

Sudah menghabiskan ratusan juta Pound Sterling untuk mendatangkan bintang, mereka semestinya tidak perlu memilih untuk ikut Liga Champions, dengan menjuarai Liga Europa atau masuk 4 besar Liga Inggris.

MU seharusnya berada dalam situasi lebih baik di liga domestik. Partisipasi MU di Liga Europa bertujuan melengkapi dahaga karena belum pernah menjuarai kompetisi itu, bukan lolos Liga Champions.

3 dari 5 halaman

Tidak Berkutik Lawan Rival Kuat Domestik

Kekalahan 0-2 dari tuan rumah Arsenal melanjutkan ketumpulan MU di markas lawan. Mereka belum mencetak gol di kandang penghuni 6 besar klasemen sementara Liga Inggris.

Selain ditumbangkan Arsenal, MU juga dihajar Chelsea 0-4 serta ditahan Manchester City (0-0) dan Liverpool (0-0).

Marcus Rashford, membuka kemenangan 2-0 MU atas Chelsea di Liga Inggris, April 2017. Inilah satu dari dua hasil positif The Red Devils di kandang atas penghuni 6 besar. (AFP/Oli Scarff)

Rapor buruk tersebut juga terlihat di kandang. Mereka ditaklukkan Manchester City serta diimbangi Arsenal dan Liverpool. Hasil positif dipetik atas Chelsea (2-0), itu pun diraih ketika beberapa pemain lawan terkena virus, plus mengalahkan Tottenham (1-0) secara tidak meyakinkan.

Jika tidak mampu bersaing melawan tim kuat Inggris, bagaimana nasib MU ketika menghadapi raksasa Eropa?

4 dari 5 halaman

Banyak Kekurangan

MU mampu mencatat rekor tidak terkalahkan pada 25 pertandingan Liga Inggris periode Oktober 2016-Mei 2017. Namun, ada noda di balik capaian itu.

Mereka lebih banyak bermain seri. The Red Devils kini mengantongi 14 hasil imbang.

Ekspresi gelandang MU Paul Pogba setelah ditahan Hull City 0-0, Februari 2017. MU bermain imbang 14 kali di Liga Inggris musim ini. (AP Photo/Dave Thompson)

Besarnya angka ini tidak lepas dari rendahnya produktivitas. Baru 51 kali merobek gawang lawan, MU merupakan tim dengan gol terendah di antara 7 besar klasemen, plus Bournemouth yang berada di luar 10 besar.

5 dari 5 halaman

Gagal Benahi Diri

Kekurangan-kekurangan tersebut sebenarnya sudah terlihat pada awal musim 2016/2017. Mourinho pun sudah mencari berbagai solusi demi meningkatkan kinerja tim.

Namun, penggusuran Rooney ke bangku cadangan, kembalinya Michael Carrick ke tim utama, atau bongkar pasang pemain lainnya tidak berujung hasil positif.

Hal tersebut menunjukkan masih ada masalah fundamental bagi MU musim ini. The Red Devils dapat memperbaiki diri musim depan. Tapi, itu menunjukkan mereka belum siap kembali ke Liga Champions.

Kapten MU Wayne Rooney lebih banyak jadi cadangan musim ini. (AFP/Oli Scarff)

Video Terkini