Liputan6.com, Bandung - Persib Bandung terus berusaha menjaring talenta muda dari beberapa daerah di Jawa Barat. Mereka dipersiapkan untuk tim junior atau mengikuti diklat dengan bekerjasama bersama sponsor.
Tahun 2017 merupakan kali ketiga Persib melakukan penjaringan. Perserta yang ikut mencapai empat ribu pemuda.
Advertisement
Baca Juga
Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, menilai potensi para pemain asal Jawa Barat sangat tinggi. Banyak pemain tim nasional bahkan lahir dari Tatar Pasundan.
Namun, kebanyakan pemain muda asal Jawa Barat lemah dalam masalah mental dan belum siap jika bermain di kancah sepak bola tertinggi. Sebagai contoh, dari berlimpahnya talenta, hanya Gian Zola dan Febri Hariyadi yang masuk kriteria.
Dengan regulasi setiap tim memainkan tiga pemain U-22 selama 45 menit pada Liga 1, Djadjang menegaskan pemain muda harus siap jika diturunkan. Artinya, mereka harus punya teknik dan mental baik.
"Jujur dari rekrutan pemain [Persib](](2944502 "") "") junior yang betul-betul teruji hanya Febri dan Zola. Sisanya masih membuat saya pusing. Sepak bola saat ini membuat pemain muda harus bisa memberikan kontribusi kepada tim," kata sosok yang akrab disapa Djanur tersebut.
"Saya sangat berharap pencarian pemain ini jangan hanya berkualitas dalam skill tapi juga mental. Agung (Mulyadi) dan (Ahmad) Basith, mereka punya kemampuan tapi kurang dalam mental. Saya minta pemain dengan mental baja. Ini pasti bisa soalnya tim lain memiliki pemain muda yang kuat di dua kategori itu," sambungnya.
Permintaan Djanur
Djanur meminta manajemen Maung Bandung bekerja keras dalam memecahkan masalah ini. Menurutnya, bermain di Persib merupakan tantangan berat. Sebab, jangankan pemain muda, mereka yang sudah makan asam garam juga kerap gagal mengatasi besarnya tekanan.
"Saya yakin kalau pemain muda Persib saat ini, jika bermain di tim lain, pasti cepat berkembang. Namun, saat ini pemain muda memang dituntut harus siap," pungkas Djanur.
Advertisement