Sukses

5 Tim Papan Atas yang Tampil Buruk di Musim Ini

Selain Manchester City, ada empat tim lain yang gagal memaksimalkan potensinya.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang terkejut dengan rapor buruk Manchester City di musim 2016/2017. Padahal, mereka sempat disebut-sebut sebagai tim yang mampu bersaing di semua kompetisi. Itu karena mereka telah melakukan perubahan sebelum musim dimulai.

Perubahan Manchester City dimulai dengan kehadiran pelatih sekaliber Pep Guardiola. Kualitasnya sudah terbukti dengan meraih kesuksesan bersama Barcelona dan Bayern Muenchen. Selain itu, City juga mendatangkan banyak pemain hebat.

Dengan biaya 176 juta euro, City merekrut enam pemain anyar di musim panas 2016. Selanjutnya, mereka juga membeli Gabriel Jesus dengan biaya 32 juta euro pada Januari 2017. Sayang, semua itu tak cukup membantu City untuk meraih gelar.

Selain tertatih-tatih di Liga Inggris, mereka juga terhenti di 16 Besar Piala Liga, tersingkir di semifinal Piala FA, dan tersisih di 16 besar Liga Champions. Pada akhirnya, mereka pun dipastikan mengakhiri musim tanpa gelar.
Manchester City menjadi salah satu dari lima tim top yang gagal tampil mengesankan di musim ini. Berikut deretan empat tim lainnya seperti dikutip Sportskeeda:

2 dari 5 halaman

4. Paris Saint-Germain (PSG)

PSG memang masih berpeluang meraih tiga gelar di musim ini. Satu di antaranya sudah diamankan, yakni ketika menaklukkan AS Monaco pada final Coupe de la Ligue. Mereka juga bakal tampil di final Coupe de France melawan Angers SCO.

Namun, hal tersebut bukan sesuatu yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan Les Parisiens. Pasalnya, trofi yang menjadi hal wajib bagi PSG adalah Ligue 1 dan Liga Champions. Sialnya, mereka justru tampil mengecewakan di dua kompetisi itu.

Langkah mereka di Liga Champions terhenti di perempat final meski sudah unggul agregat 4-0 pada leg pertama. Lalu, mereka juga terancam gagal mempertahankan gelar Ligue 1 yang sudah mereka menangkan selama empat musim beruntun.

Padahal, PSG diperkuat pemain-pemain top dunia. Mereka juga menambah amunisi lima pemain anyar pada musim panas 2016 dan dua di musim dingin 2017. Terlihat jelas PSG sangat kehilangan Zlatan Ibrahimovic yang hengkang ke Manchester United (MU).

3 dari 5 halaman

3. Bayer Leverkusen

Setelah finis di urutan ketiga Bundesliga 2015/2016, banyak yang memprediksi bahwa Leverkusen bakal tampil gemilang di musim ini. Apalagi, mereka juga menambah kekuatan dengan membeli tujuh pemain anyar di musim panas 2016 dan satu pada Januari 2017.

Tercatat, mereka menggelontorkan 56,9 juta euro untuk pembelian pemain. Itu memang bukan jumlah yang besar, tapi untuk klub seperti Leverkusen terbilang sudah boros. Sayang, hal itu juga belum cukup bagi Leverkusen untuk bersaing demi gelar.

Gelandang remaja Bayer Leverkusen Kai Havertz. (AP Photo/Marius Becker)

Selain terhenti di babak 2 DFB Pokal dan 16 Besar Liga Champions, Leverkusen juga belum aman dari zona playoff degradasi. Dari 32 laga Bundesliga, hanya 10 kemenangan yang bisa dipetik. Sisanya, mereka tujuh kali imbang dan 15 kali tertahan.

Hal itu membuat Leverkusen hanya unggul tiga poin dari zona playoff degradasi meski duduk di urutan ke-12. Dengan performa buruk seperti itu, besar kemungkinan Leverkusen bakal ditinggal para pemain hebatnya.

4 dari 5 halaman

2. Inter Milan

Kesuksesan meraih treble winners pada musim 2009/2010 bakal sulit diulangi Inter Milan. Saat ini mereka terlihat benar-benar kesulitan bangkit dari keterpurukan. Padahal, Inter Milan adalah klub yang sudah dua kali berganti kepemilikan.

Melihat materi pemain, Inter Milan adalah salah satu klub yang beruntung. Mereka punya pemain-pemain seperti Mauro Icardi, Ivan Perisic, Antonio Candreva, Ever Banega, Gary Medel, hingga Joao Mario.

Pemain Inter Milan, Gabriel Barbosa (kiri) dan rekannya Ivan Perisic. Pemain Inter Milan, Gabriel Barbosa (kiri) dan rekannya Ivan Perisic meninggalkan lapangan usai laga melawan Bologna pada lanjutan Serie A Italia di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, (25/9/2016). (AFP/ Giuseppe Cacace)

Padahal, pengeluaran mereka pada musim panas 2016 mencapai 81 juta euro. Mereka juga merekrut pelatih top sekaliber Frank de Boer. Dan Inter Milan juga diuntungkan jadwal karena hanya tampil di liga domestik.

Anehnya, hal tersebut tetap gagal dimaksimalkan I Nerazzurri. Jangankan untuk kembali ke zona Eropa, untuk bangkit dan meraih kemenangan saja mereka sulit. Sebelum memecat Stefano Pioli, mereka baru saja melewati tujuh laga beruntun tanpa kemenangan.

5 dari 5 halaman

1. Leicester City

Kesuksesan Leicester menjuarai Liga Inggris 2015/2016 membuat mereka masuk dalam daftar tim top di musim ini. Sayang, impian sebagian besar orang yang ingin melihat The Foxes kembali bersinar tak terwujud.

Claudio Ranieri dipecat usai Leicester City menelan banyak hasil buruk. (Reuters / Peter Nicholls)

Leicester memang tampil mengejutkan di Liga Champions setelah mampu melaju hingga perempat final. Namun, performa mereka di Liga Inggris, Piala FA, dan Piala Liga sangat jauh dari harapan. Dengan skuat pas-pasan, mereka nyaris masuk ke jurang degradasi.

Tak seperti di musim lalu, kini mereka hanya bisa meraih 12 kemenangan dari 35 laga. Sisanya adalah tujuh hasil imbang dan 16 kali kalah. Rentetan hasil buruk itu yang menjadi penyebab menganggurnya Claudio Ranieri usai menerima surat pemecatan.