Liputan6.com, London - Memenangkan Liga Inggris menjadi salah satu prestasi sulit. Juara satu kali sudah merupakan torehan luar biasa bagi seorang pesepak bola.
Jadwal padat, meratanya klub-klub pesaing, hingga banyaknya kompetisi domestik yang harus dilakoni membuat tingkat kesulitan Liga Inggris dinilai lebih tinggi.
Baca Juga
Akan tetapi, terdapat pemain yang sukses memenangi Liga Inggris dengan dua klub berbeda. Sang pemain bukan hanya beruntung, tapi dia juga bergabung dengan klub yang tepat.
N'Golo Kante bisa jadi contoh teranyar. Setelah berhasil mengangkat trofi Liga Inggris bersama Leicester City musim lalu, musim ini gelandang internasional Prancis itu berhasil juara lagi dengan kostum Chelsea.
Nah, selain Kante ada lima nama lain yang sukses mencatatkan hal serupa. Siapa saja? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:
Advertisement
Nicolas Anelka
1. Nicolas Anelka
Sebelum Arsene Wenger mendatangkan Thierry Henry di Arsenal, Anelka memang sempat jadi sorotan. Sebab, pemuda Prancis ini tampil impresif bersama Paris Saint-Germain.
Arsenal akhirnya mendatangkannya dengan mahar 500 ribu pounds. Pada musim 1997-1888, Anelka langsung memberikan dampak.
Bermain sebanyak 26 penampilan, pemuda yang kala itu berumur 20 tahun sukses bawa Arsenal juara Liga Inggris dan Piala FA. Aksinya membuat dipinang Real Madrid.
Setelah itu, Anelka pernah merasakan pindah ke Liverpool, Manchester City, hingga Bolton Wanderers sebelum Chelsea mendatangkannya. Anelka sukses menggantikan peran Didier Drogba yang mengalami cedera bahkan langsung meraih Golden Boot pada 2009 dengan 19 gol, dan musim depannya meraih gelar Liga Inggris bersama The Blues.
Ashley Cole
2. Ashley Cole
Arsenal seperti hobi dalam menyia-nyiakan talentanya untuk klub rival. Kali ini, giliran Ashley Cole yang juga pernah juara di Arsenal dan Chelsea.
Besar dengan akademi Arsenal, Cole sukses tembus tim utama pada 1999. Namun, dia harus mengalami masa peminjaman ke Crystal Palace selama enam bulan.
Dia berhasil menjuarai Liga Inggris bersama Arsenal pada 2002 dan bersama 'The Invincible' 2004. Cole kemudian hijrah ke Chelsea pada 2006 dan membantu klub barunya tersebut untuk juara pada 2009/10.
Henning Berg
3. Henning Berg
Bek asal Norwegia itu adalah pemain pertama yang memenangkan gelar Premier League dengan dua klub berbeda, yakni bersama Blackburn Rovers (1994/95) dan Manchester United (1998/99 & 1999/2000). Sebenarnya, Kenny Dalglish sedang mencari seorang bek Norwegia lain, Tore Pedersen sebelum datangkan Berg.
Ketika Inggris dan Norwegia bermain di Wembley, Dalglish terkesan dengan penampilan Berg saat menggantikan Pedersen yang cedera. Daglish akhirnya membayar 400.000 pounds untuk membawanya ke Blackburn pada tahun 1993.
Saat itu, liga memiliki 22 tim yang memungkinkan tiap klub bermain 42 game dalam satu musim. Berg memainkan semua laga itu dan meraih gelar juara bersama Rovers, trofi yang menjadi sejarah berharga klub tersebut.
Dengan kemampuan bermain di bek kanan dan tengah, Berg menarik perhatian Manchester United dan akhirnya cabut dengan harga 5 juta pounds, sebuah rekor di Inggris untuk bek saat itu. Sir Alex Ferguson mengakui sangat kagum dengan Berg.
Dia sebenarnya cukup sulit tembus tim utama saat MU raih treble pada 1999. Namun, 16 penampilannya di liga cukup membuatnya berperan besar dalam meraih Liga Inggris.
Carlos Tevez
4. Carlos Tevez
Setelah sukses selamatkan West Ham United dari Degradasi, Sir Alex Ferguson membawanya ke Manchester United. Tevez bermain 63 kali untuk The Red Devils selama dua musim.
Dia berhasil membantu MU meraih gelar liga di selama dua musim berturut. Tapi, di luar lapangan, ada masalah karena dia tidak diberi kesepakatan permanen di klub. Meski ada sejumlah negosiasi, Tevez memilih untuk pergi dan menandatangani kontrak dengan rival sekota, Manchester City.
Kepindahannya ini tentu membuat fans MU geram. Namun, dia ogah menghiraukannya dan menjadi faktor kunci dalam kesuksesan City. Dia sukses meraih gelar Liga Inggris di musim 2011/12 bersama Manchester Biru.
Robert Huth
5. Robert Huth
Sulit membayangkan bahwa Robert Huth yang berusia 32 tahun benar-benar memulai karirr seniornya di musim 2001/02. Dia baru berusia 17 tahun saat Claudio Ranieri memberinya debut di Chelsea.
Meski tampuk kepemimpinan Raineri pindah ke Mourinho, Huth masih cukup berkontribusi. Bersaing dengan nama-nama seperti John Terry, Ricardo Carvalho dan William Gallas, Huth sempat jadi buah bibir meski cuma jadi pelapis. Dia kemudian sukses meraih gelar juara bersama CHelsea pada 2004/05 dan 2005/06.
Dia kemudian cabut pada akhir musim 2006 dan meainkan peran di Middlesbrough hingga Stoke City. Huth akhirnya membela Leicester City di dan bereuni dengan Ranieri.
Kali ini, tidak ada yang menghentikannya sebagai bek utama. Huth bahkan mencetak tiga gol, dua di antaranya saat Leicester Citu menang 3-1 atas Manchester City yang membuat mereka dalam perjalanan menuju gelar juara.
(I. Eka Setiawan)