Liputan6.com, London - Asosiasi Tenis Wanita (WTA) mempertanyakan keputusan penyelenggara Prancis Terbuka yang tidak memberi wildcard untuk Maria Sharapova. WTA menganggap panitia menggunakan alasan yang salah dalam menjatuhkan keputusan.
"Panitia Prancis Terbuka tidak punya hak menghukum Sharapova menyangkut masalah ini. Dia sudah menjalani sanksi," kata Presiden WTA Steve Simon, dilansir BBC.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden Asosiasi Tenis Prancis (FFT), Giudicelli Ferrandini, menyatakan sikap penyelenggara terkait posisi Sharapova di grand slam tanah liat tersebut.
"Wildcard hanya untuk mereka yang baru pulih cedera, bukan bagi mereka yang bebas sanksi doping," tegas Ferrandini.
"Saya minta maaf kepada Maria dan suporter. Mungkin mereka kecewa. Tapi merupakan misi dan tanggung jawab saya melindungi standar olahraga ini," sambungnya.
Sikap FFT berlawanan dengan prediksi sebelumnya. Mereka diduga bakal mengundang Sharapova yang memiliki nilai jual tinggi. Apalagi banyak petenis papan atas absen pada turnamen tahun ini, di antaranya Serena Williams dan Roger Federer.
Gagal di Italian Open
Tidak lama setelah Ferrandini mengeluarkan keputusan, Sharapova mundur dari laga babak kedua Italian Open melawan Mirjana Lucic-Baroni, Rabu (17/5/2017) dinihari WIB, karena cedera paha.
"Saya menyesal harus mengundurkan diri. Selanjutnya saya harus melakukan pemeriksaan dan memastikan cedera ini tidak serius," kata Sharapova.
Hasil ini membuatnya gagal masuk turnamen utama Wimbledon melalui jalur resmi. Sharapova masih bisa tampil jika panitia memberi wildcard atau memenangkan tiga pertandingan pada kualifikasi.
Petenis berusia 30 tahun itu dihukum 15 bulan karena mengonsumsi doping. Dia kembali bermain di Stuttgart Grand Prix, Madrid Open, dan Italian Open, karena diundang.
Advertisement