30 Pelamar Sekjen PSSI Bakal Ikuti Psikotes

Liputan6.com, Jakarta - Proses yang dilakukan PSSI untuk menemukan sosok tepat guna mengisi posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) masih berjalan. Setelah lowongan dibuka sejak 9 Mei 2017, sudah ada 30 nama yang terdaftar sebagai pelamar.

Sejak 10 April 2017, PSSI memang tak memiliki Sekjen yang permanen. Itu karena Ade Welington memutuskan untuk mengundurkan diri. Untuk mengisi kekosongan, Joko Driyono yang sejatinya Wakil Ketua Umum PSSI pun menjadi Plt Sekjen PSSI.

Meski pria yang akrab disapa Jodri itu sudah berpengalaman sebagai Sekjen, PSSI tetap ingin mencari satu nama yang bisa menggantikan Ade. Itu mengapa mereka menggelar lowongan secara terbuka untuk siapa saja yang merasa layak dan pantas menjadi Sekjen PSSI.

Hingga 20 Mei 2017, sudah ada 30 nama yang tercatat sebagai pelamar. Nantinya, ke-30 pelamar tersebut akan mengikuti psikotes yang dihelat di Kantor PSSI, Gran Rubina, Jakarta, Senin (22/5/2017) pukul 08:00 WIB.

Nantinya, materi psikotes akan diberikan Dinas Psikologi Angkatan Darat dan yang lolos tes tersebut akan diumumkan pada Selasa (23/5/2016). Siapa saja yang lolos akan menjalani tes kesehatan. Lalu, seluruh kandidat yang lolos juga akan mengikuti tes kompetensi dengan dua uji materi, Rabu (24/5/2017).

Materi pertama adalah simulasi Leaderless Group Discussion yang akan disampaikan Dinas Psikologi Angkatan Darat. Sedangkan materi kedua adalah uji kompetensi teknis dengan cara interview yang dilakukan jajaran Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

"Kenapa kami membuka ini? Untuk menyampaikan kepada publik bahwa posisi sekjen PSSI bukan hanya hak prerogatif saya sebagai Ketum PSSI. Saya ingin memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pihak yang berkompeten untuk mengisi posisi ini dan memajukan sepakbola Indonesia bersama-sama," ujar Ketum PSSI Edy Rahmayadi, seperti rilis yang diterima Liputan6.com.

"Apa kriteria seorang Sekjen PSSI? Pertama tentu ia harus memiliki pengalaman dan pemahaman yang mendalam tentang dunia sepak bola. Kedua, ia harus memiliki leadership dan kemampuan manajerial yang cakap. Ketiga, berwawasan internasional karena sekjen harus membina hubungan yang baik dengan AFC dan FIFA," ia menambahkan.