Liputan6.com, Jakarta - Indonesia meraih sukses ganda saat menjadi tuan rumah Kejuaraan Karate Asia Pasifik yang diselenggarakan Indonesian Kyokushin Karate Association (IKKA) dan IKO Matsushima di Sportmall, Kelapa Gading, Minggu (21/5/2017). Kejuaraan yang baru pertama kali digelar di Indonesia ini sukses mendatangkan puluhan wasit asing dari 16 negara.
Peserta yang berjumlah 123 karateka dari 16 negara juga jadi kesuksesan tersendiri buat Indonesia. Sedangkan dari segi prestasi, Indonesia sukses merebut dua medali emas dan tiga perak di ajang bergengsi ini.
Baca Juga
Advertisement
Emas untuk Indonesia disumbangkan oleh Christophel Ardiel di kategori usia 15-17 tahun over 65 kg. Christophel mengalahkan rekan sesama karateka asal Indonesia, yakni, Altafsalya Ardnika Basya.
Satu emas lagi diraih oleh Purwanto Chandra yang mengalahkan Dean Treloar di kategori usia diatas 40 tahun dengan berat di atas 85 kg. Dua medali perak lainnya didapat Stuart Yaw di kelas 12-14 tahun dan Capyani Wijayanti di kelas 55-62,5 kg. Di final, Chaprina dikalahkan Lisa Hodder asal Australia.
"Saya senang dengan raihan yang ditorehkan atlet Indonesia di ajang ini. Semoga atlet Indonesia bisa bangkit sebelum mengikuti World Championship di Shanghai, China," kata Executive Chairman IKKA, Andy Susila seperti rilis yang diterima media.
Sementara itu, salah satu peraih emas, Purwanto mengaku bangga bisa meraih prestasi maksimal. "Syukur perjalanan latihan yang lebih banyak selama setahun ini mendapatkan hasil. Yang terpenting, disiplin dan komitmen terus dijaga untuk mendapat hasil yang optimal," katanya.
Sedangkan Christophel menyatakan, dengan raihan juara itu, semakin membuatnya bersemangat untuk kembali berlatih. ”Tetap latihan lagi dan jangan pernah berhenti. Ingin maju terus,” kata siswa kelas 2 SMA Tarakanita itu.
Tidak Kecewa
Caprina yang gagal persembahkan emas tetap bersemangat menatap kejuaraan berikutnya. "Sebagai fighter tidak boleh menyerah sampai pertandingan usai. Kami juga harus main secara fair. Kalah menang tidak apa, yang terpenting dilihat orang bagus, tidak bermain curang,” ujarnya.
Mengenai lawannnya di final tersebut, karateka asal Surabaya itu mengaku lawannya tersebut memiliki kemampuan yang mumpuni. ”Pukulan dan tendangannya sangat berasa. Dia memang berbakat. Kombinasi teknik dan mentalnya juga bagus," ujarnya.
Walewangko, selaku pelatih Caprina di dojo, menuturkan kalau penampilan anak didiknya tersebut sudah maksimal. ”Kami persiapan hanya satu bulan setengah. Kedepan, kami akan mempersiapkan diri sejak jauh sebelumnya,” ujar dia.
Advertisement