Liputan6.com, Jakarta - Pebulutangkis Indonesia Liliyana Natsir masih penasaran dengan gelar turnamen Indonesia Open Superseries Premier. Pasangan Tontowi Ahmad di sektor ganda campuran ini menargetkan juara meski dihadapkan dengan masalah cedera dan persiapan sempit.
Indonesia Open akan digelar pada 12 hingga 18 Juni 2017 di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. Jelang ajang ini, Liliyana masih menjalani pemulihan cedera lutut sementara Tontowi masih berlaga di Piala Sudirman 2017.
Advertisement
Baca Juga
Meski demikian, peringkat tujuh dunia tersebut ingin menyumbangkan gelar di turnamen bergengsi ini. Sebab sejak Indonesia Open naik level ke Superseries Premier, Liliyana tak pernah juara.
"Target kami pribadi adalah gelar di Indonesia Open. Tapi, seperti kata kak Nova (Nova Widianto, asisten pelatih) Praveen / Debby sudah bisa mengambil alih beban untuk juara di sektor ganda campuran. Kami setuju soal regenerasi ini," ujar Liliyana usai jumpa pers di Hotel
Kempinski, Senin (22/5/2017).
Pasangan Praveen Jordan / Debby Susanto memang jadi andalan PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) untuk membawa pulang satu gelar di sektor ganda campuran. Juara All England 2016 itu lebih siap, karena turun bersama di sejumlah kejuaraan terakhir jelang
Indonesia Open 2017.
"Pelapis dari Praveen / Debby ke bawah kami harap siap untuk ditargetkan berprestasi. Yang jelas saya tetap bermain maksimal di Indonesia Open," kata wanita yang akrab disapa Butet itu.
"Kalau saya sehat 100 persen pasti optimis juara. Tapi dengan kondisi sekarang belum bisa dan dari kemarin hanya latihan penguatan kaki, bukan latihan teknik," ujarnya.
Faktor Kekompakan
Liliyana Natsir merasa tak perlu membangun kekompakan dengan Tontowi Ahmad di ajang Indonesia Open 2017 mendatang. Kendala yang dihadapi Liliyana saat ini adalah menghilangkan trauma cedera lutut.
"Sebenarnya kalau sudah lama partner-an gampang bisa kompak. Tapi, masalahnya kalau sudah lama tidak turun ke lapangan pasti agak kagok (tak terbiasa)," tutur Liliyana.
"Inilah yang harus dihadapi. Saya harus berpikir bagaimana memaksimalkan potensi saya dan mempersiapkan segala hal teknis maupun non teknis," ujar peraih medali emas Olimpiade 2016 ini.