Sukses

Final Liga Europa: Adu Taktik Bozs Vs Mourinho

Bozs dan Mourinho jadi sosok penting di balik layar final Liga Europa.

Liputan6.com, Cardiff - Final Liga Europa 2017, tidak hanya mempertemukan Ajax Amsterdam vs Manchester United (MU) di lapangan. Di balik layar, peran pelatih kedua tim juga akan sangat menentukan sukses atau tidaknya mereka bergelar juara.

Adu taktik, antara pelatih Ajax, Peter Bozs lawan Jose Mourinho, pelatih MU pun dipastikan akan seru di laga final Liga Europa yang digelar di Stadion Nasional Cardiff, Wales ini. Bagaimana kedua pelatih ini mencari taktik dan strategi yang jitu untuk pasukannya.

Bosz dan Mourinho merupakan sosok yang identik musim ini. Keduanya baru mengasuh kesebelasan masing-masing sejak awal musim 2016-2017 dan sukses lolos ke final kompetisi Eropa.

Peter Bosz mulai melatih Ajax Amsterdam sejak Juli 2016 menggantikan Frank de Boer yang pindah ke Inter Milan. Bosz menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun di Ajax.

Sementara itu, Jose Mourinho ditunjuk sebagai pengganti Louis van Gaal sejak Juli 2016. Manajer asal Portugal itu sebelumnya sempat menganggur setelah dipecat Chelsea pada 17 Desember 2015.

Akan tetapi, Jose Mourinho memiliki keunggulan dibandingkan Bosz pada musim pertamanya. Sang manajer telah mempersembahkan Piala Liga Inggris 2016-2017 untuk The Red Devils.
Berikut sekilas data dan profil kedua pelatih, yang akan unjuk gigi di laga final Liga Europa 2016/17.

2 dari 3 halaman

Peter Bozs

Bosz ditunjuk menjadi pelatih Ajax Amsterdam pada Mei 2016. Sebelumnya, pria berusia 53 tahun itu mengasuh klub asal Israel, Maccabi Tel Aviv.

Bosz telah mendampingi Ajax dalam 55 pertandingan di seluruh kompetisi. Dari jumlah tersebut, de Godenzonen meraih 36 kemenangan, 11 kali bermain imbang, dan delapan kali menelan kekalahan.

Pelatih asal Belanda itu juga membuat Ajax menjadi kesebelasan yang agresif. de Godenzonen hampir selalu tampil dengan skema menyerang, 4-3-3. Musim ini mereka mencetak 119 gol di seluruh kompetisi.

Meski begitu, tangan dingin Bosz belum menghasilkan gelar untuk Ajax Amsterdam pada musim ini. Skuat asuhannya harus puas mengakhiri musim di peringkat kedua klasemen akhir Eredivisie, dengan selisih satu poin dari Feyenoord yang keluar sebagai juara.

3 dari 3 halaman

Jose Mourinho

Mourinho menyebrang ke Manchester United setelah dipecat Chelsea pada pertengahan musim lalu. Manajer asal Portugal itu diberi keleluasaan dalam transfer pemain.

Paul Pogba datang dari Juventus dengan status pemain termahal dunia, sedangkan Zlatan Ibrahimovic merapat dari Paris Saint-Germain setelah kontraknya berakhir. Pogba dan Ibrahimovic bergabung dengan pemain bintang The Red Devils seperti Wayne Rooney, Juan Mata, dan David de Gea.

Dengan pemain bintang yang dimiliki, Mourinho dinilai mempunyai bekal untuk bersaing di Premier League. Namun, Wayne Rooney dan kawan-kawan hanya mengakhiri musim ini di peringkat keenam. Hal tersebut membuat MU mengalihkan target ke Liga Europa.

Manajer berusia 54 tahun itu kerap menurunkan skema 4-2-3-1, meski terkadang diselingi 4-4-2, 4-1-4-1, atau 3-5-2. Bersama Manchester United, Mourinho mencatat 36 kemenangan, 18 hasil imbang, dan sembilan kali kalah dari 63 pertandingan. (Artikel asli ditulis Budi Prasetyo Harsono/diedit Rizki Hidayat/Bola.com)

Â