Sukses

4 Langkah Susi Susanti Usai Indonesia Terpuruk di Piala Sudirman

Indonesia meraih hasil buruk di Piala Sudirman 2017.

Liputan6.com, Jakarta- Perjuangan Indonesia di Piala Sudirman 2017 harus terhenti lebih awal. Indonesia tak bisa lolos dari fase grup. Meski menang 3-2 atas Denmark di laga terakhir Grup 1D, Indonesia tetap tak lolos ke perempatfinal.

Indonesia menjadi juru kunci Grup 1D di bawah Denmark dan India. Hanya dua tim teratas dari masing-masing grup yang berhak merebut tiket babak delapan besar. 

Kegagalan melaju ke fase gugur menandai pencapaian terburuk Indonesia sepanjang sejarah pada Piala Sudirman. Pada partisipasi sebelumnya, Indonesia selalu berhasil melewati babak penyisihan grup.

Setelah dipastikan angkat koper, Kabid Binpres PP PBSI sekaligus manajer tim Indonesia pada Piala Sudirman 2017, Susy Susanti, buka suara. Susy meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal memenuhi target lolos ke semifinal.

Selain meminta maaf, Susy juga berjanji akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki prestasi tim bulutangkis Indonesia. Berikut ini adalah empat komentar pemantik semangat dari Susy setelah Indonesia gagal pada Piala Sudirman 2017 seperti dikutip dari situs resmi PBSI:

 

2 dari 5 halaman

1. Berpikir Positif dan Belajar dari Kegagalan

1. Berpikir Positif dan Belajar dari Kegagalan

"Dengan hasil ini, kami harus tetap berpikir positif. Seorang juara tak dicetak secara instan hanya langsung lewat satu kemenangan. Dengan situasi saat ini, di mana Indonesia hanya berprestasi pada sektor tertentu, menjadi pemicu bagi PBSI, pelatih, dan para pemain untuk bekerja lebih keras lagi. Kegagalan tak boleh membuat kami terpuruk. Justru kekalahan itu seharusnya membuat kami menjadi lebih kuat dan berani. Kegagalan sebaiknya disikapi sebagai jembatan untuk mencapai prestasi yang diinginkan."

 

3 dari 5 halaman

2. Lakukan Evaluasi

2. Lakukan Evaluasi

"Perjuangan dan semangat yang diperlihatkan para pemain saat menghadapi Denmark membuktikan bahwa Indonesia masih ada. Evaluasi pun pasti banyak karena kekuatan bulutangkis sekarang sudah lebih merata. Jangan hanya melihat kekalahan Indonesia dari India. Di grup lain, baru terjadi Taiwan mengalahkan Korea Selatan. Thailand saja nyaris kalah dari Hong Kong."

 

4 dari 5 halaman

3. Peringatan agar Tak Terbuai Kesuksesan Masa Lalu

3. Peringatan agar Tak Terbuai Kesuksesan Masa Lalu

"Indonesia memang pernah mendominasi bulutangkis dunia, tapi setiap negara pasti memiliki titik terburuk mereka. Bukan hanya Indonesia, China juga merasakannya. Bukan kami membela diri, tapi jangan sampai ada yang saling menyalahkan dengan hasil di Piala Sudirman ini. Yang penting ke depannya semua harus mau berusaha dan bekerja keras. Harus ada perubahan dari segi latihan. Jangan lagi membandingkan prestasi Indonesia sekarang dengan masa lalu. Menanggalkan nama besar itu memang sulit, tapi kami harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Bulutangkis sekarang sudah kian mendunia. Sekarang banyak atlet perseorangan yang berasal dari negara-negara seperti Israel, Turki, Spanyol, bahkan Islandia."

 

5 dari 5 halaman

4. Fokus Regenerasi

4. Fokus Regenerasi

"Harus diakui regenerasi pemain di PBSI kurang cepat dan hal ini harus menjadi fokus utama di kepengurusan Pak Wiranto. Kami harus menemukan cara untuk mempercepat regenerasi. Kami tak bisa selamanya mengandalkan pemain-pemain senior. Saat melawan Denmark bisa dilihat. Di atas kertas lawan unggulan kedua, tapi Indonesia bisa menang dengan bermaterikan pemain muda. Inilah yang harus dilakukan ke depannya, yaitu mematangkan pemain muda demi mempercepat regenerasi. Kalau dibilang bibit pemain muda Indonesia kurang, tentu saja tidak. Kami memang harus kerja keras."

(Artikel asli ditulis Oka Akhsan dan diedit Muhammad Wirawan Kusuma/Bola.com)