Sukses

Menpora Batal Minta Klarifikasi PBSI soal Piala Sudirman

Menpora ingin meminta klarifikasi soal penyebab kekalahan tim Indonesia di Piala Sudirman.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengkonfirmasi pertemuan dengan pejabat PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) batal digelar, Selasa (30/5/2017). Awalnya, Menpora Imam Nahrawi bakal menerima perwakilan federasi ini usai gugur di fase grup Piala Sudirman di Australia pekan lalu.

Sekretrasis Kemenpora Gatot S. Dewa masih menunggu kedatangan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susi Susanti dari Australia yang akan memaparkan langsung evaluasi tim Merah Putih di Piala Sudirman.

Selain jadwal pertemuan berubah, Menpora juga sudah terbang ke Sidoarjo karena kabar duka dari keluarga dekatnya.

"Sebetulnya tidak ada masalah dengan mereka. Bisa dibayangkan saat Olimpiade Rio jika Owi / Butet (Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir) tidak mendapatkan emas, bagaimana wajah Kemenpora. Kontribusi PBSI luar biasa sejak Olimpiade Barcelona (1992)," tutur Gatot saat ditemui di Media Center Kemenpora.

Menpora sebagai penanggung jawab bidang olahraga sesuai UU Sistem Keolahragaan Nasional ingin memastikan tiga hal, terutama alasan jebloknya prestasi tim bulutangkis Indonesia. Selain itu, mereka ingin berdiskusi soal pembenahan bulutangkis jelang SEA Games sampai Olimpiade 2020 di Tokyo.

"Kami ingin mendengar langsung dari pengurus teras PBSI kenapa kalah meski dalam rekam jejaknya tidak selalu juara. Tapi tersungkur di babak penyisihan tidak ada cerita," ucap Gatot.

"Ketiga kami ingin lebih bersinergi. Jangan-jangan Kemenpora punya andil sehingga prestasi ini terhambat. Mungkin ada yang belum optimal sehingga Menpora perlu membantu," kata mantan pejabat Kemenkominfo tersebut.

2 dari 2 halaman

Forum Diskusi

Gatot menegaskan pertemuan dengan PBSI ini bukan bentuk intervensi. Kemenpora hanya ingin meminta klarifikasi soal penyebab kekalahan tim Indonesia di Piala Sudirman.

"Jangan dianggap sebuah forum dan kejadian seperti PSSI kemarin. Kami hanya ingin tau penyebabnya," ucap Gatot.

"Paling tidak, kami juga bisa membantu mencarikan jalan keluar agar kita bisa lebih baik lagi," katanya.