Liputan6.com, Dortmund - Marc Bartra masih mengenang momen horor saat dirinya jadi korban ledakan bom di bus yang dipakai Borussia Dortmund jelang leg pertama perempat final Liga Champions. Eks Barcelona itu mengaku rela jika tangannya harus diamputasi kala itu.
Bartra menjadi satu-satunya pemain Dortmund yang terkena pecahan kaca yang terkena ledakan bom. Pada serangan bom Maret lalu itu, dia mengenang kekacauan yang terjadi.
Baca Juga
Advertisement
Pecahan kaca menembus lengannya. Dia pun terpaksa dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Untunglah, cedera di tangan Bartra tidak parah dan tak perlu diamputasi.
"Saat saya ada di ambulans, saya tak peduli jika tangan saya diamputasi, saya cukup senang masih bisa hidup," katanya seperti dikutip Marca.
"Saya merasakan sakit sekali di lengan saya. Saat dokter bilang kepada saya bisa main kembali setelah satu bulan, itu luar biasa. Saya beruntung karena pecahan itu tidak rusak tendon dan ligament," ucapnya, menambahkan.
Bartra ingat betul saat lengannya tak bisa digerakkan usai terkena pecahan kaca. Dia sempat mengantuk tapi dicegah agar tidak tertidur.
"Fisioterapis menampar saya dan bilang "jangan ketiduran, Marc." katanya, mengingat-ingat.