Liputan6.com, Barcelona - Era Luis Enrique di [Barcelona](Barcelona "") memang sudah berakhir. Kemenangan Copa del Rey menandai akhir dari masa jabatan pelatih Spanyol itu di Catalunya. Namun, masih banyak hal menarik yang dibahas dari kepemimpinannya.
Baca Juga
Menyelesaikan musim di urutan kedua dan cuma sampai perempat final Liga Champions mungkin bisa dibilang lebih dari cukup bagi kebanyakan klub. Namun tidak buat [Barcelona](Barcelona ""). Itu justru jadi penampilan yang buruk buat Lionel Messi cs.
Musim ini memang telah menjadi bencana bagi Barcelona Real Madrid yang berpesta tentu buat mereka terpukul. Apalagi, rival abadinya itu di ambang juara Liga Champions andai bisa kalahkan Juventus.
Ada lima blunder yang bikin Enrique dan Barcelona terpuruk. Apa saja itu? Berikut daftarnya dikutip dari Sportskeeda:
Advertisement
Tak Bisa Gantikan Dani Alves
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Dani Alves akan tinggal di Nou Camp sampai akhir kontraknya yang berlangsung hingga Juni 2017. Akan tetapi, Alves diizinkan pergi bebas pada musim panas 2016 lalu meskipun telah menandatangani kontrak dua tahun pada 2015.
Alves kesal dengan situasi itu. Bek asal Brasil itu menuduh klub tidak menghormatinya. Justru, keputusan sembrono Barcelona itu malah jadi bumerang tersendiri.
Juventus jelas senang membawanya secara gratis dan sekarang jadi sosok dalam perjuangan meraih treble. Sementara itu, Barcelona justru kesulitan mencari pengganti Alves.
Aleix Vidal nyatanya tak bisa gantikan posisi Alves. Lalu Enrique mencoba Sergi Roberto yang serbaguna, dan nyatanya tak terlalu apik.
Tidak ada rencana yang sukses berjalan setelah Alves keluar. Enrique harus menyadari keputusannya membuang Alves itu salah besar.
Advertisement
Bermain 3 Bek Tanpa Pemain yang Tepat
Ada kalanya Enrique memainkan tiga bek, terutama saat mereka sangat membutuhkan hasilnya. Comeback yang luar biasa melawan Paris Saint-Germain contohnya, saat Enrique mainkan 3-1-4-2.
Namun, Anda perlu melihat permainan yang terjadi tiga hari kemudian karena Deportivo La Coruna secara luar biasa mengungguli mereka di Riazor. Musim depan, Barca bersama Valverde wajib berpegang teguh pada tradisi, yakni 4-3-3 dan memastikan bahwa fullback diberi kebebasan untuk melakukan overlap ke depan.
Karena sebelumnya, dengan Sergio Busquets sendirian di lini tengah, Andres Iniesta dan Rafinha dipaksa oleh Enrique bermain dalam peran luas, jadi sulit untuk dapat back-up saat mereka kehilangan bola. Akibatnya, pemain seperti Javier Mascherano dalam pertahanan cukup riskan.
Jeremy Mathieu juga pemain kesulitan dengan formasi itu. Mathieu dan Mascherano sudah berusia 30-an dan kemungkinan besar tidak memiliki masa depan di klub.
Rakitic Menurun
Ketika tiba di klub, Ivan Rakitic memiliki musim pertama yang indah dan berperan penting dalam treble. Musim itu melihat Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar membentuk serangan tiga cabang yang menjarah 122 gol dan 66 assist.
Namun, peran Messi telah berevolusi sedikit selama bertahun-tahun dan sekarang beralih ke peran sentral. Apa yang dilakukannya adalah meminimalkan peran gelandang yang tepat, menyulitkan Rakitic bergerak dalam ruang secara efektif untuk membuat perbedaan dalam permainan.
Pemain asal Kroasia itu sebenarnya harus berada di belakang Messi dan terpaksa cuma jadi serep saat Messi melebar. Akibatnya, Rakitic menjadi sosok yang kurang berguna di tengah.
Advertisement
Taktik di Lini Tengah
Seolah-olah posisi Rakitic sendiri tidak menjadi masalah, penurunan performa juga terjadi pada Sergio Busquets dan Andres Iniesta.
Dengan makin menuanya Iniesta, daya jelajahnya tak lagi seluas musim-musim sebelumnya. Lihat saja catatan statistiknya. Dia cuma mencetak tiga assists dalam 13 penampilan di La Liga, hasil yang cukup memperlihatkan umurnya.
Busquets juga tengah menurun. Dia bukan lagi pemutus serangan andal di lini tengah. Dari rata-rata 85 umpan tiap laga, dia musim ini cuma 65 kali.
Dia adalah pemain yang biasa memenangkan bola daripada mengejar pemain. Sayangnya, itu tak terlihat dalam beberapa kesempatan.
Kedalaman Skuat
Barcelona memang kurang punya skuat yang mendalam dengan kualitas sama. Real Madrid bisa dibilang mampu untuk mengistirahatkan setiap pemain reguler pertama dan masih menghasilkan tiga poin.
Beberapa pembelian juga belum tampil seperti yang diinginkan, seperti Arda Turan dan Paco Alcacer. Lalu ada Andre Gomes, Lucas Digne dan Aleix Vidal yang juga masih belum sesuai dengan yang diharakan.
Tanpa personil yang bisa bersaing di semua lini, Enrique mengambil spekulasi dan memprioritaskan Liga Champions. Namun hasilnya? Barcelona kebobolan dalam perburuan gelar.
Sebelum pertandingan melawan Juventus contohnya, Enrique memilih untuk mengistirahatkan pemain tertentu saat ke markas Malaga, pertandingan yang harus dimenangkannya. Dengan Rakitic dan Gerard Pique sudah diskors, tim tanpa pemain senior di belakang MSN saat Iniesta juga beristirahat sementara Denis Suarez dan Andre Gomes melangkah masuk. Pemilihan Mathieu juga menimbulkan pertanyaan karena dia dalam kondisi buruk.
Pertandingan itu sendiri pada akhirnya memutuskan perburuan gelar karena Barcelona harus takluk 0-2. Parahnya lagi, saat melawat ke markas Juventus, mereka juga harus takluk 0-3 yang menghentikan langkah mereka di Liga Champions.
I. Eka Setiawan
Advertisement