Sukses

Persiba Terpuruk, Milo Enggan Jadi Kambing Hitam

Permainan Persiba, menurut Milo, sudah makin membaik saat pertandingan terakhir menantang Semen Padang.

Liputan6.com, Balikpapan - Pelatih asing asal Bosnia, Milomir Seslija, enggan jadi kambing hitam atas buruknya performa Persiba Balikpapan saat ini. Tim ‘Beruang Madu’ makin terbenam di jurang klansemen sementara kompetisi Liga 1 Indonesia.

“Saya sudah memberikan segalanya bagi tim,” kata Milo, Kamis (1/6/2017).

Persiba hanya mampu mengoleksi satu poin dari delapan kali laga yang sudah digelar dalam keikutsertaan seluruh kompetisi. Anak anak Baikpapan hanya mampu mencuri poin saat mampu menahan imbang PS TNI di Stadion Pakansari Bogor.

Sisanya, Persiba terus menuai kekalahan atas Persija Jakarta, Perseru Serui, Arema Malang, Sriwijaya FC, Persegres Gresik, Persipura dan terbaru dari Semen Padang. Lebih dari setengah kekalahan ini dialami Milo yang mengambil alih kursi kepelatihan dari pendahulunya, Timo Scheunemann.

Permainan Persiba, menurut Milo, sudah makin membaik saat pertandingan terakhir menantang Semen Padang. Dia menyebut, permainan tim Persiba mampu mengimbangi perlawanan tim tuan rumah yang memperoleh dukungan suporternya.

“Ini bukan kesalahan pelatih, mungkin dari secara skor kita kalah tapi secara permainan kita tidak kalah dari semen Padang,” paparnya.

Kalaupun ada yang harus dipermasalahkan, Milo menuding performa saat pertama kali proses pembentukannya. Seperti diketahui, Milo mengambil alih kursi pelatih Persiba di awal awal musim sejak ditinggalkan Timo Scheunemann.

“Kalau pun ada yang salah mungkin lebih dipihak dulunya kenapa? Mungkin yang sebelum sebelumnya,” kilahnya.

2 dari 2 halaman

Protes Keras

Penghujung akhir pertandingan, Marlon da Silva disergap dari belakang dua pemain lawan di area kota penalti Semen Padang. Namun wasit pertandingan bergeming serta melanjutkan permainan.

Meski sebenarnya Marlon juga sudah melayangkan protes keras. Namun kembali wait tetap tak mengubris keinginan memperoleh penalti.

Sehubungan itu, Milo berharap pengurus Persiba tetap memberikannya kesempatan memoles tim hingga penghujung kompetisi. Dia berpendapat,  para pemain Persiba terus mengalami peningkatan kualitas permainannya selama kompetisi Liga 1 Indonesia.

Milo menyatakan, Persiba membutuhkan sosok pelatih yang konsisten membangun tim dari semenjak awal hingga akhir. Pergantian terlalu sering seorang pelatih akan berdampak negatif dalam perkembangan suatu tim kesebelasan.

“Ini adalah penyakitnya sepakbola Indonesia, begitu prestasi turun, langsung ganti pelatih. ini yang menyebabkan, sulitnya tim berkembang, kalau terlalu sering ganti pelatih,” ujarnya.