Sukses

4 Bintang Serie A yang Berpuasa Ramadan Tahun Ini

Bagi para pemain yang beragama Islam, libur musim panas tahun ini akan terasa berbeda karena bertepatan dengan bulan Ramadan 1438 Hijriah.

Liputan6.com, Jakarta - Liga-liga sepak bola Eropa musim 2016/2017 telah berakhir. Para pemain akhirnya dapat beristirahat dan menikmati liburan musim panas sembari menanti musim depan bergulir.

Bagi para pemain yang beragama Islam, libur musim panas tahun ini akan terasa berbeda karena bertepatan dengan bulan Ramadan 1438 Hijriah. Salah satu liga di mana terdapat banyak pemain muslim adalah Serie A Italia.

Hampir setiap klub, termasuk Juventus, memiliki lebih dari satu pemain beragama Islam. Tak jarang pula, mereka adalah pemain kunci di klubnya masing-masing.

Tentunya, menjadi kesempatan baik bagi mereka untuk menunaikan ibadah puasa dengan lebih leluasa karena tak harus terhalang dengan pertandingan-pertandingan yang menguras stamina.

Berikut ini empat pemain bintang di Serie A yang menjalankan puasa di bulan Ramadan ini.

2 dari 5 halaman

Mohamed Salah

Pemain Roma, Mohamed Salah menjaringkan satu gol ke gawang Capri pada lanjutan Liga Italia Serie A pekan ke-25 di Stadion Alberto Braglia, Modena. (AFP / Giuseppe Cacace)
Mohamed Salah merupakan penyerang andalan AS Roma yang cukup subur dalam urusan mencetak gol. Salah berasal dari Mesir dan beragama Islam.

Salah awalnya dipinjam Roma dari Chelsea pada Agustus 2015 dengan biaya 5 juta euro untuk satu musim. Kemudian, tepat pada musim panas tahun lalu, karena dianggap cocok dengan gaya permainan AS Roma, Salah dipermanenkan dengan harga 15 juta euro.

AS Roma tak sia-sia memiliki Salah. Musim 2016/2017, ia menyumbang 19 gol dan 15 assist dalam 41 penampilan. Dengan kompetisi yang telah usai, Salah berkesempatan menunaikan puasanya dengan tenang hingga hari terakhir.

3 dari 5 halaman

Edin Dzeko

Striker AS Roma, Edin Dzeko, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Sampdoria pada laga Serie A di Stadion Luigi Ferraris, Genova, Minggu (29/1/2017).Dzeko menjadi top scorer Serie A dengan 29 gol. (EPA/Simone Arveda)
AS Roma nyatanya memang banyak bergantung pada penyerang muslim di ujung tombak mereka. Selain Mohamed Salah, I Giallorossi juga punya Edin Dzeko, yang juga memeluk agama Islam.

Ketajaman Dzeko tidak perlu diragukan lagi. Meski sudah berusia 31 tahun, Dzeko tetap subur dalam urusan mencetak gol. Bahkan, di musim 2016/2017 yang baru saja berakhir pada 27 Mei lalu, striker Bosnia itu sukses menjadi top scorer dengan 29 gol.

Adapun nama Edin Dzeko mulai mengorbit sejak sepuluh tahun lalu ketika ia merumput di Bundesliga bersama Wolfsburg. Sebelum bergabung dengan Roma, Dzeko juga sempat membela Manchester City selama empat musim (2011-2015).

4 dari 5 halaman

Miralem Pjanic

Gelandang Juventus, Miralem Pjanic, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Sassuolo pada laga Liga Italia di Stadion Juventus, Italia, Sabtu (10/9/2016). (AFP/Marco Bertorello)
Bosnia Herzegovina memang dikenal dengan penduduknya yang mayoritas muslim. Demikian juga dengan pemain sepak bolanya. Ya, selain Edin Dzeko, juga ada Miralem Pjanic, bintang Juventus yang juga beragama Islam.

Namun berbeda dengan Dzeko, yang sudah berlibur sejak 28 Mei dan dapat berpuasa dengan leluasa, Pjanic masih harus melakoni laga Final Liga Champions melawan Real Madrid, Sabtu malam (3/6/2017) lalu. Pjanic diturunkan sejak menit awal dan baru digantikan pada menit 71 oleh Claudio Marchisio. Tidak diketahui apakah Pjanic tetap berpuasa ketika mempersiapkan diri untuk laga tersebut.

Adapun Pjanic dibeli Juventus dari AS Roma pada musim panas 2016 seharga 32 juta euro. Gelandang berusia 27 tahun itu langsung menjadi motor serangan I Bianconeri. Umpan-umpan matang dan bola matinya selalu ditunggu-tunggu oleh fans Juventus.

5 dari 5 halaman

Sami Khedira

Selebrasi Sami Khedira, gelandang Juventus, usai mencetak gol ke gawang Pescara. (REUTERS/Giorgio Perottino)
Sami Khedira seorang muslim barangkali sudah diketahui secara luas oleh publik sepak bola. Ya, sejak pertama kali mengorbit bersama Timnas Jerman dan Stuttgart, Khedira sering tampil di media berbicara tentang ibadah puasa.

Bagi pemain keturunan Tunisia itu, puasa di bulan Ramadan adalah harga mati. Hal tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang mewajibkan pemeluknya untuk menunaikannya.

Namun, Khedira biasanya tidak terlalu memaksakan dirinya untuk berpuasa, terutama ketika harus menghadapi laga-laga besar. Ia merasa harus membutuhkan asupan makanan untuk mendapatkan energi agar dapat bertanding dengan maksimal.

Namun sayang, Khedira gagal mengantarkan Juventus juara Liga Champions musim 2016/2017 yang kebetulan digelar di bulan Ramadan.

(Abul Muamar)