Liputan6.com, Turin - Erika Pioletti, korban ledakan di Piazza San Carlo, Turin, saat acara nonton bareng (nobar) final Liga Champions Juventus Vs Real Madrid, meninggal dunia, kemarin, Kamis (15/6/2017). Wanita 38 tahun itu menghembuskan napas terakhir setelah dirawat di rumah sakit selama 12 hari.
Dilansir Football Italia, Pioletti kabarnya meninggal dunia akibat memar pada otaknya. Kondisi memburuk dan pihak rumah sakit mengabarkan bahwa nyawanya tak tertolong. Atas kabar tersebut, Juventus telah menyampaikan belasungkawa.
Baca Juga
"Segenap kru dan semua pihak di dalam klub turut berduka atas kejadian yang terjadi di Turin dan korban dari tragedi 3 Juni itu," demikian pernyataan resmi klub.
Erika Pioletti, yang berasal dari Domodossola, merupakan salah satu korban paling kritis akibat ledakan yang terjadi pada Sabtu malam, 3 Juni 2017 itu, bersama dengan seorang bocah tujuh tahun bernama Kelvin yang mengalami perhentian jantung akibat luka pada bagian dada dan kepalanya saat dilarikan ke rumah sakit.
Kelvin sendiri telah sembuh dan sudah pulang ke rumahnya kemarin. Ia dijemput orangtuanya dan akan menjalani pemulihan untuk beberapa hari ke depan.
Seperti diketahui, ledakan Turin terjadi tepat setelah Real Madrid menciptakan gol ketiga ke gawang Juventus, lewat kaki Cristiano Ronaldo. Juventus akhirnya kalah 1-4 oleh Real Madrid pada malam itu.
Tercatat, total 1.537 orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Kebanyakan mereka terluka karena desak-desakan dan terkena puing-puing kaca.
Ledakan bom Turin disebut-sebut sebagai ulangan Tragedi Heysel yang terjadi pada tanggal 29 Mei 1985. Saat itu berlangsung pertandingan antara Liverpool melawan Juventus di Piala Champions (Liga Champions saat ini). Sedikitnya 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka akibat tragedi tersebut. (Abul Muamar)
Advertisement
Tonton video menarik berikut ini: