Liputan6.com, Catalunya - Sukses back to back memenangkan seri kelima dan keenam MotoGP 2017 tak membuat Andrea Dovizioso optimistis. Buktinya, pembalap Ducati itu mengaku tak yakin dirinya bisa jadi juara MotoGP di akhir musim.
Dovizioso tentu tak asal bicara. Dia mengaku punya alasan-alasan khusus mengapa dirinya pesimistis.
Advertisement
Baca Juga
Alasan pertama Dovizioso bersikap pesimistis dalam pacuan gelar MotoGP 2017 adalah kenyataan dirinya sangat mengenal kemampuan motor dan timnya.
"Saya tak mau terdengar negatif, tapi saya realistis. Saya mengenal Ducati dan motor saya. Ini tahun kelima saya di Ducati. Saya tahu dengan sangat baik apa yang terjadi selama ini dan bagaimana cara kerja kru kami," ujar Dovizioso, seperti dilansir Speedweek, Kamis (15/6/2017).
Alasan kedua, Doviziso menilai Ducati masih harus membuktikan diri dalam beberapa hal. Adapun alasan ketiga dia merasa para pesaingnya, terutama Yamaha dan Honda, terlihat sangat kuat.
"Jika kami ingin bertarung memperebutkan titel MotoGP maka kami harus membuktikan diri dalam beberapa hal. Pada beberapa balapan tahun ini kami 25 detik di belakang sang juara. Jadi, Anda tak bisa bertarung untuk titel karena lawan terlalu kuat," urai Dovizioso.
Realistis
"Itulah mengapa saya masih realistis. Kami harus fokus pada masalah kami dan bukan pada tujuh poin di belakang pemimpin klasemen," sambung pebalap asal Italia tersebut.
Posisi Dovizioso di klasemen sementara melonjak ke peringkat kedua setelah memenangi dua balapan beruntun, di MotoGP Italia dan MotoGP Catalunya. Dia kini hanya berselisih tujuh poin dengan Vinales yang menguasai puncak klasemen.
Dua pebalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, bahkan telah menyebut Andrea Dovizioso sebagai salah satu kandidat juara dunia MotoGP 2017.
(Artikel asli ditulis Yus Mei Sawitri/diedit Yus Mei Sawitri/Bola.com)
Advertisement