Sukses

MotoGP Belanda: Momentum Rossi Bangkit

Rossi sudah sembilan kali merajai MotoGP Belanda.

Liputan6.com, Assen - Setelah gagal naik podium di MotoGP Catalunya, 11 Juni lalu, pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi siap bangkit akhir pekan ini. Dia mengincar podium di MotoGP Belanda yang berlangsung di Sirkuit Assen.

Rossi hanya finis di posisi kedelapan saat MotoGP Catalunya. Faktor ban Michelin yang sulit ditebak saat suhu mulai panas menjadi penyebab utama kegagalan Rossi di Catalunya.

"Saat dua hari melakukan uji coba di Barcelona, kami mendapat hasil balapan yang buruk. Padahal, saya sudah mencari beberapa solusi yang menarik," ujar pembalap asal Italia itu, seperti dikutip dari Crash.

Mantan pembalap Ducati dan Honda itu ingin segera bangkit. Dia menyambut positif balapan di MotoGP Belanda. Rossi sudah sembilan kali merajai Sirkuit Assen.

Tujuh kemenangan di antaranya terjadi saat Rossi turun di kelas utama MotoGP. Sementara dua kemenangan lainnya dicetak di dua kelas berbeda yakni kelas 125cc dan 250cc. Terakhir kali dia naik podium pertama di Belanda pada MotoGP 2015.

"Saya sangat senang pergi ke Assen. MotoGP Belanda selalu menjadi balapan yang hebat, karena sirkuitnya sangat bagus. Saya berharap bisa bersaing di sana. Saya ingin menjadikannya sebagai balapan yang baik," ujar pria berusia 38 tahun tersebut.

2 dari 2 halaman

Kangen Motor Lama

Dalam kesempatan yang sama, pembalap berjulukan "The Doctor" ini mengatakan, dia merindukan motor Yamaha tahun lalu. Rossi mengakui ia masih belum terbiasa dengan motor Yamaha untuk MotoGP 2017.

"Saya sadar kembali mengingat masa lalu memang tak pernah menyenangkan. Akan tetapi, kami harus kembali menemukan sensasi tahun 2016," kata The Doctor.

"Kekuatan motor Yamaha selalu pada kecepatan. Namun, pada 2017 kami kehilangan keunggulan tersebut. Setelah MotoGP di Sirkuit Jerez, saya meminta melakukan tes di Yamaha dan berharap bisa melihat perbedaan dalam beberapa hari untuk merasakan kembali sensasi motor 2016," ucapnya mengakhiri.

Valentino Rossi. (AFP/Jean-Francois Monier)