Sukses

5 Pilihan Pertama Draft NBA yang Penuhi Ekspektasi

Markelle Fultz menjadi pilihan pertama draft NBA 2017.

Liputan6.com, New York - Draft NBA 2017 baru digelar. Pemegang hak pertama, Philadelphia 76ers, memilih guard University of Washington, Markelle Fultz, Jumat (23/6/2017) pagi WIB.

Fultz pun masuk kelompok elite. Dia bersanding nama-nama tenar yang menjadi pilihan pertama tim NBA.

Ada beberapa alasan mengapa pemuda berusia 19 tahun itu begitu diinginkan Sixers. Dikenal sebagai pemain lengkap dan atletis, dia menjadi bintang pada tahun pertamanya bersama University of Washington. Fultz rata-rata mencetak 23 angka, lima rebound, dan lima assist per pertandingan.

"Sulit dibayangkan sebenarnya. Ini seperti mimpi jadi kenyataan," ungkap Fultz, dikutip Reuters.

Ditambah Fultz, Sixers kini memiliki tiga talenta yang diharapkan bisa membantu mereka bangkit dari keterpurukan. Juara NBA tiga kali itu sebelumnya sudah punya Ben Simmons dan Joel Embiid.

Siapa saja draft pertama NBA yang sukses. Berikut lima nama yang mencolok pada tiga dekade terakhir.

2 dari 6 halaman

Shaquille O'Neal

Shaquille O'Neal. (AP Photo/Mark J. Terrill)

Orlando Magic merekrut O'Neal yang tampil dominan bersama Louisiana State University pada tahun 1992. O'Neal pun membayar kepercayaan tersebut.

Dia rata-rata menghasilkan 23,4 angka per laga, atau menempati peringkat 9 kontributor poin tertinggi di antara draft pertama. O'Neal juga dominan di bawah ring, dengan membukukan 13,9 rebound per pertandingan.

Dengan penampilan itu, O'Neal terpilih masuk All-Star Game. Namun, dia gagal membawa Magic ke play-off pada musim pertamanya sebagai rookie.

Keseluruhan, O'Neal membawa Magic menjadi kekuatan di Wilayah Timur meski urung menjadi juara. Dia baru merebut titel setelah pergi ke Los Angeles Lakers.

3 dari 6 halaman

Allen Iverson

Jadi pilihan Sixers pada draft 1996. Dia dipilih usai cemerlang bersama Georgetown. Iverson menorehkan 23,5 poin dan 7,5 assist per pertandingan pada kampanye debut.

Iverson gagal menjadi juara pada kariernya. Capaian terbaiknya adalah masuk final 2000/2001. Meski begitu, Iverson dianggap sebagai revolusioner.

Dia mendefinisikan ulang posisi point gard dengan kemampuan mengolah bola. Sebagai tanda penghargaan, Iverson terpilih masuk Hall of Fame pada 2016.

Allen Iverson. (AFP/Drew Hallowell)

4 dari 6 halaman

Tim Duncan

San Antonio Spurs memboyong Duncan dari Wake Forest pada 1997. Di musim pertamanya, dia menorehkan rata-rata 21,1 poin dan 11,9 rebound per pertandingan.

Tim Duncan (kanan). (Reuters/Nelson Chenault)

Pemain berposisi power forward dan center ini pun diajak berpartisipasi pada All-Star Game pada kampanye debut sebagai rookie.

Duncan hanya membela Spurs pada 19 tahun selama berkarier. Dia membantu tim menjadi juara NBA lima kali, merebut tiga MVP final, dan dua kali membawa pulang MVP musim reguler.

5 dari 6 halaman

LeBron James

Cleveland Cavaliers melakukan perjudian dengan merekrut James langsung dari Sekolah Menengan St. Vincent-St. Mary tahun 2003. Tapi, James menunjukkan pantas jadi pilihan pertama. Permainan komplit diperlihatkannya melalui torehan rata-rata 20,9 poin, 5,5 rebound, dan 5,9 assist per partai.

Lebron James. (AP Photo/Larry W. Smith)

Impian James adalah membawa Cavaliers jadi juara. Frustasi karena terus gagal, dia memburu kejayaan dengan pindah ke Miami Heat. Di sana James mewujudkan mimpi pada 2012 dan 2013.

Merasa punya urusan belum terselesaikan, James kembali ke Cavaliers tahun 2015. Dia membantu mereka masuk tiga final NBA terakhir dan memenangkan titel 2016.

6 dari 6 halaman

Kyrie Irving

Salah satu alasan mengapa James sukses membawa Cavaliers juara 2016. Direkrut dari Duke tahun 2011, Irving mengurangi beban rekannya di lapangan.

Kehebatan Irving sudah telihat pada musim sebagai rookie. Dia membukukan 18,5 poin dan 5,4 assist per pertandingan.

Irving pun terpilih sebagai Rookie of the Year.

Kyrie Irving. (AP Photo/Tony Dejak)