Sukses

5 Pesepak Bola Muda Ini Kariernya Rusak karena Cedera

Van Basten jadi salah satu contoh pemain yang gantung sepatu karena cedera.

Liputan6.com, London - Cedera menjadi momok menakutkan bagi para pesepak bola. Karier mereka di lapangan hijau terancam berakhir bila cedera parah yang diderita.

Tidak sedikit pemain yang harus gantung sepatu, karena cederanya kerap kambuh. Akibatnya, mereka banyak berurusan dengan pemulihan cedera dan tidak berkembang dengan maksimal.



Para pemain yang diprediksi bisa bersinar di masa depan, malah tenggelam sebelum sempat berkembang. Pada masa lalu, Marco van Basten pernah mengalaminya. Dia harus mengakhiri karier sepakbola profesionalnya pada usia 28 tahun. Van Basten mundur karena cedera engkel kambuhan.

Pria kelahiran Utrecht itu sering disebut sebagai striker terbaik yang pernah dimiliki oleh Belanda. Salah satu momen yang akan terus dikenang dari penyerang yang identik dengan naluri gol dan teknik tinggi ini adalah gol cantik ke gawang Uni Soviet di tahun 1988.

Di era sepak bola modern, ada yang bernasib seperti Van Basten, tapi nasibnya masih lebih baik karena masih bisa merumput. Berikut daftarnya seperti dilansir Sportskeeda:

Saksikan video menarik di bawah ini:

2 dari 6 halaman

Jese

5. Jese

Ketika Jese memulai debutnya secara kompetitif di Real Madrid pada tahun 2012 banyak yang memperkirakannya bakal jadi superstar. Kala itu dia berusia 19 tahun dan punya permainan mirip Raul.

Jese mulai memberi kesan saat jadi starter dengan mencetak delapan gol dalam 31 pertandingan di musim 2013-14 di bawah Carlo Ancelotti. Bencana melanda dalam pertandingan Liga Champions melawan Schalke, karena ia menderita cedera ligamen lutut serius yang belum pulih sepenuhnya.

Meskipun berpendapat hal itu membuat dia menjadi pemain yang lebih matang, nyatanya itu bikin kariernya belakangan meredup. Sejak itu, dia tidak pernah mendapatkan kembali posisinya di Madrid dan gagal memaksakan juga di Paris Saint-Germain. Jese kemudian dipinjamkan ke Las Palmas pada Januari lalu.

3 dari 6 halaman

Jack Wilshere

4. Jack Wilshere

Karier profesional Jack Wilshere dimulai saat ia berusia 16 tahun bersama Arsenal. Sejak membuat debut Premier League di tahun 2008 melawan Blackburn, pemain berposisi gelandang serang tersebut hanya bermain 105 kali di tim asuhan Arsene Wenger.

Sejak menderita cedera pergelangan kaki pada bulan Juli 2011, dia telah bertahan dalam delapan kesempatan berbeda selama lebih dari 50 hari berturut-turut. Dia kemudian kembali cedera, kali ini mengalami retak tulang betis yang membuatnya kehilangan sebagian besar musim 2015-16 dan kemudian dipinjamkan ke Bournemouth.

Hanya yang paling optimis, bagaimanapun, berharap bisa melihatnya menjadi jenderal lini tengah berkelas yang pernah dijanjikan.

4 dari 6 halaman

Abou Diaby

3. Abou Diaby

Ketika fit, Abou Diaby dianggap sebagai pengganti Patrick Vieira di Arsenalya. Tak salah, dia pernah dianggap sebagai gelandang serba bisa di lini tengah.

Akan tetapi, Diaby rentan cedera. Selama karier profesional selama 13 tahun, dia hanya mengumpulkan 139 penampilan liga, termasuk hanya 28 kali sejak awal 2011. Pada akhir bulan lalu, dia akan dilepas oleh Marseille lantaran hanya tampil selama 165 menit dalam dua tahun.

Ini adalah fase buruk bagi si pemain, yang pada musim 2009-10 tampil mengerikan bagi The Gunners dan kemudian juga berpengaruh pada timnas Prancis saat diberi kesempatan dalam kampanye Piala Dunia 2010. Nahas memang, sekarang dia justru mencari klub yang bersedia memberinya kesempatan lagi.

5 dari 6 halaman

Kerlon

2. Kerlon

Kembali saat Youtube memberi dampak bagi para pesepak bola berbakat, nama Kerlon pernah jadi buah bibir. Dia bisa menggiring bola hanya dengan menggunakan kepalanya atau bagian atas tubuhnya, sehingga tidak mungkin mengeluarkannya tanpa melakukan pelanggaran.

Inter tidak ragu untuk mendatangkan pemain yang tidak biasa ini. Namun, pemain pemain Brasil U-20 itu mengalami nasib tragis setelah mengalami cedera lutut serius yang mencegahnya mendekati kebugaran penuh.

Dia akhirnya tenggelam, dan yang teranyar bakal jadi pemain bebas transfer setelah dilepas klub Slovakia, Spartak Trnava. Nasib yang tragis buat Kerlon.

6 dari 6 halaman

Yoann Gourcuff

1. Yoann Gourcuff

Untuk melihat kualitas yang dimiliki Yoann Gourcuff, lihatlah gol yang diciptakannya untuk Bordeaux saat melawan Paris Saint-Germain pada bulan Januari 2009. Selama musim tersebut, ia menghasilkan momen-momen yang istimewa setiap minggunya.

Setahun kemudian, dia menjadi kunci saat Bordeaux mencapai perempat final Liga Champions. Dia jadi sosok yang membawa klub Prancis itu mengalahkan Juventus.

Gourcuff kemudian dibeli oleh Lyon pada musim panas tahun 2010 dan sepertinya akan terus cemerlang. Namun dia terkena serangkaian masalah yang membuatnya sangat tidak efektif untuk raksasa Rhone tersebut.

Sejak saat itu, dia tidak pernah bisa mendekati tingkat terbaiknya, dan beberapa di antaranya bahkan menunjukkan bahwa masalahnya lebih kepada mental daripada fisik. Sekarang, dia hanya membantu sang ayah, Christian, yang menjadi pelatih Rennes. (I. Eka Setiawan)