Liputan6.com, Naples: Ikon dan kapten utama Juventus memberi kesaksiannya di muka pengadilan yang menggelar sidang skandal Calciopoli di Naples, Selasa (19/10) kemarin. Selama hampir satu jam, Il Pinturicchio, julukan Del Piero menyiratkan kekecewaannya menyusul keputusan Federasi Sepakbola Italia (FIGC) yang mencopot dua gelar scudetto milik Bianconeri di musim 2004-05 dan musim 2005-06.
“Saya pikir selama saya berkarier di kancah Serie A, setiap tim yang memenangi scudetto pantas mendapatkannya, termasuk Juventus. Saya telah bermain bersama Juve selama 16 tahun. Berapa kali trofi yang saya raih? Beberapa orang mengatakan 15 kali. Tapi, bagi saya sendiri, Juve meraihnya sebanyak 17 kali,” tegas Del Piero yang dipanggil sebagai saksi oleh tim pembela hukum Luciano Moggi, sosok yang disebut-sebut aktor di balik skandal yang paling menghebohkan dalam sejarah persepakbolaan Italia itu.
Dalam persidangan tersebut, Del Piero ditanya tentang sosok wasit Massimo De Santis yang menjadi pengadil di laga Juventus versus Lecce, 14 Novemebr 2004. De Santis merupakan salah satu wasit yang menjadi korban dari Calciopoli.
“Saya masih ingat saya mencetak gol di laga tersebut. Kondisi permukaan lapangan sangat buruk. Saya pikir sebelum kick-off, De Santis telah mengevaluasi kondisi yang terjadi. Kami pun sempat mendiskusikannya. Saya sendiri menilai laga tetap harus dimainkan. Sebelumnya, saya dan kapten Lecce berbicara dengan De Santis,” ujar Del Piero yang menilai performa De Santis di laga tersebut wajar-wajar saja.
Salah satu “dosa” De Santis yang muncul di muka publik adalah keputusannya yang kerap dituding menguntungkan La Vecchia Signora. Namun, tidak begitu dengan pandangan Del Piero yang meminta pengadilan mencatat bahwasanya ia sempat mendapat kartu merah dari De Santis ketika Juve bertanding melawan Udinese.(MEG/Football Italia)
“Saya pikir selama saya berkarier di kancah Serie A, setiap tim yang memenangi scudetto pantas mendapatkannya, termasuk Juventus. Saya telah bermain bersama Juve selama 16 tahun. Berapa kali trofi yang saya raih? Beberapa orang mengatakan 15 kali. Tapi, bagi saya sendiri, Juve meraihnya sebanyak 17 kali,” tegas Del Piero yang dipanggil sebagai saksi oleh tim pembela hukum Luciano Moggi, sosok yang disebut-sebut aktor di balik skandal yang paling menghebohkan dalam sejarah persepakbolaan Italia itu.
Dalam persidangan tersebut, Del Piero ditanya tentang sosok wasit Massimo De Santis yang menjadi pengadil di laga Juventus versus Lecce, 14 Novemebr 2004. De Santis merupakan salah satu wasit yang menjadi korban dari Calciopoli.
“Saya masih ingat saya mencetak gol di laga tersebut. Kondisi permukaan lapangan sangat buruk. Saya pikir sebelum kick-off, De Santis telah mengevaluasi kondisi yang terjadi. Kami pun sempat mendiskusikannya. Saya sendiri menilai laga tetap harus dimainkan. Sebelumnya, saya dan kapten Lecce berbicara dengan De Santis,” ujar Del Piero yang menilai performa De Santis di laga tersebut wajar-wajar saja.
Salah satu “dosa” De Santis yang muncul di muka publik adalah keputusannya yang kerap dituding menguntungkan La Vecchia Signora. Namun, tidak begitu dengan pandangan Del Piero yang meminta pengadilan mencatat bahwasanya ia sempat mendapat kartu merah dari De Santis ketika Juve bertanding melawan Udinese.(MEG/Football Italia)