Liputan6.com, Jakarta-- Petarung asal Polandia, Marcin Prachnio, terus mematangkan persiapannya menghadapi duel One Championships yang akan berlangsung di GOR Kertajaya Arena, Surabaya, 29 Juli 2017. Dalam duel ini, Prachnio akan bertemu petarung Brasil, Gilberto Galvao.Â
Meski bukan perebutan gelar, duel yang akan berlangsung di kelas menengah nanti menjadi batu loncatan bagi Prachnio sebelum tampil di kejuaraan dunia berikutnya.
Advertisement
Baca Juga
Ditemui pada peluncuran pusat kebugaran Tatsujin MMA di South Quarter, Cilandak, Jakarta, Selatan, Senin (18/7/2017), Prachnio mengaku sangat percaya diri. Sebab petarung berusia 29 tahun itu telah berlatih keras menghadapi Galvao di Kota Juang.
"Saya sangat percaya diri dalam setiap pertarungan. Saya mempersiapkan tubuh saya, saya mempersiapkan kepala saya, mental saya. Pikiran saya jernih dan saya fokus untuk menghadapi pertandingan nanti," kata Marcin Prachnio kepada Liputan6.com.
Prachnio sudah lima tahun bergelut sebagai petarung MMA. Dia bahkan rela pindah ke Belanda untuk mendalami ilmu beladiri bersama mantan atlet MMA, Belanda, Martijn de Jong. Sementara sebelumnya, Prachnio sudah menguasai seni beladiri karate Kyokushin.
Sejauh ini, Prachnio sudah tampil sebanyak 14 kali, di mana 12 di antaranya berhasil dimenangkan dan dua kali kalah. Menariknya, dari 12 kali menang, sembilan di antaranya diraih lewat KO, satu lewat submissions, dan dua lainnya lewat kemenangan angka.
"Saya mengincar kemenangan KO. Anda tahu rekor saya, dari 12 kali menang, 10 di antaranya saya raih dengan kemenangan KO di ronde pertama," kata Prachnio.
Hindari Main Bawah
Di atas kertas, Galvao sebenarnya lebih berpengalaman di MMA ketimbang Prachnio. Pria berusia 35 tahun itu sudah 35 kali tampil dengan 29 kali menang 1 kali seri dan 5 kali kalah. Lazimnya petarung-petarung asal Brasil, Galvao juga menguasai Jiu Jitsu.Â
Prachnio tidak gentar. Dia juga mengaku sudah mempelajari teknik grappling demi melengkapi kemampuannya. Meski demikian, Prachnio tidak akan meladeni Galvao bertarung di bawah. Dia hanya berusaha melepaskan diri dan kembali bertarung sambil berdiri. Dia ingin menjatuhkan lawan lewat pukulan maupun tendangannya.Â
""Saya ingin melakukan pertarungan berdiri, karena penonton sangan menyukai ini. Semua orang akan menyukainya. Jika ada yang membawa saya bertarung di bawah, saya punya kemampuan untuk berdiri cepat. Meskipun saya tahu teknik grappling maupun submissions, saya tidak terlalu menyukainya. Saya lebih suka bertarung di atas." Â
Â
Advertisement