Sukses

5 Pemain No 9 Ini Sial saat Berseragam Real Madrid

Kepindahan Alvaro Morata dari Real Madrid ke Chelsea tinggal masalah waktu.

Liputan6.com, Madrid - Kepindahan Alvaro Morata dari Real Madrid ke Chelsea tinggal masalah waktu. Real Madrid sudah sepakat dengan harga transfer Morata di angka 75 juta pound sterling (Rp 1,2 triliun) ke rekening Real Madrid.

Morata pun sudah berikrar tak akan lagi kembali ke klub berjuluk Los Galacticos tersebut. "Saya pikir saya tidak akan kembali lagi ke Real Madrid, saya rasa itu sulit dan untuk saat ini, pilihan itu bukan sesuatu yang saya pertimbangkan," kata Morata seperti dilansir Sports Mole.

Ya, Morata tampaknya trauma dengan Real Madrid. Sebelumnya, ia telah kerasan di Juventus namun ajakan untuk kembali ke Real Madrid tak ia tolak.

Morata kembali ke Real Madrid pada awal musim 2015/16 dengan iming-iming janji tempat di tim utama. Sayang, janji itu hanya tinggal janji lantaran Zinedine Zidane ternyata tetap memilih Karim Benzema.

Terpuruknya karier Morata di Real Madrid memperpanjang kutukan yang terjadi pada pemakai nomor punggung sembilan di Los Galacticos. Berikut lima pemain dengan nomor sembilan yang kariernya melempem di Real Madrid.

2 dari 6 halaman

1. Samuel Eto'o

Sebelum bersinar bersama Barcelona, Eto'o pernah menjalani masa suram di Real Madrid. Itu terjadi di musim 1996/97.

Eto'o mengenakan nomor punggung sembilan di Real Madrid. Tapi alih-alih menjadi striker utama, pemain asal Kamerun itu lebih banyak 'disekolahkan' di klub lain.

Berawal dari Leganes, Eto'o berkelana ke Espanyol lalu ke Real Mallorca. Pada tahun 2000, Eto'o akhirnya permanen bermain untuk Mallorca.

Pilihan itu terbukti tepat karena di Mallorca lah Eto'o menjelma jadi striker berbahaya. Di sana juga, ia mulai memancing minat Barcelona.

3 dari 6 halaman

2. Roberto Soldado

Soldado merupakan pemain asli produk akademi Real Madrid. Ia menimba ilmu di Real Madrid Castilla dari musim 2002 hingga 2006.

Layaknya pemain akademi Real Madrid lainnya, Soldado pun bermimpi untuk bermain buat Real Madrid senior. Mimpi itu terwujud di musim 2006.

Sayangnya, di Real Madrid senior Soldado hanya bermain 16 kali dan mencetak dua gol. Ia lalu dipinjamkan ke Osasuna sebelum dilego ke Getafe.

4 dari 6 halaman

3. Dani Garcia

Sebelum Soldado, Dani Garcia lebih dulu mencicipi ilmu sepak bola di akademi Real Madrid. Ia lalu naik ke tim utama pada musim 1994 sampai 1998.

Dalam periode itu, Garcia hanya bermain 10 kali. Maklum, ia kalah bersaing dari bintang-bintang Real Madrid saat itu seperti Raul Gonzales, Fernando Morientes, dan Predrag Mijatovic.

Garcia lalu hengkang ke Zaragoza dan pada akhirnya mengakhiri karier di klub gurem Rayo Majadahonda. Sepanjang kariernya di level senior dari 1993 hingga 2007, Garcia bermain 340 kali dan 74 gol.

5 dari 6 halaman

4. Juan Eduardo Esnaider

Di antara pemain lain, Esnaider boleh dibilang punya kemiripan dengan Morata. Pasalnya, Ia 'tertipu' dua kali oleh Real Madrid.

Esnaider datang ke pertama kali ke Real Madrid pada musim 1991. Minimnya menit bermain membuat pemain asal Argentina ini hengkang ke Real Zaragoza.

Di sana, Esnaider tampil menawan sehingga memancing kembali minat Real Madrid. Esnaider lalu kembali ke Madrid pada musim 1995.

Namun di periode keduanya, Esnaider kembali gagal. Ia hanya semusim bertahan sebelum hengkang ke Atletico Madrid.

6 dari 6 halaman

5. Alfonso Perez

Berada di bawah bayang-bayang nama besar Emilio Butragueno dan Ivan Zamorano memang tak enak. Tapi, itulah yang dialami Alfonso Perez sewaktu berkarier di Real Madrid.

Alfonso Perez naik ke tim Real Madrid senior pada musim 1991. Ia bermain di sana hingga musim 1995.

Selama empat musim, Alfonso hanya bermain 88 kali dan mencetak 13 gol. Kariernya terselamatkan saat hengkang ke Real Betis.

Bersama Betis, Alfonso tampil 152 kali dan mencetak 57 gol. Usai sempat ke Barcelona dan Marseille, Alfonso mengakhiri kariernya di Betis di musim 2005.