Liputan6.com, Jakarta - Duel Persib vs Persija selalu dinanti setiap musimnya. Pertandingan yang kerap dilabeli El Clasico Indonesia ini selalu menyajikan pertempuran yang sengit antar kedua tim.
Jelang akhir 1990-an, persaingan Persib vs Persija merembet ke rivalitas antar suporter. Sayangnya, rivalitas ini bukan dalam hal yang baik tapi lebih ke permusuhan.
Baca Juga
Advertisement
Maka itu, setiap ada duel Persib vs Persija, atmosfer panas selalu selimuti dua kota ini baik Bandung maupun Jakarta. Penyelenggara kompetisi biasanya sudah mewanti-wanti kedua suporter untuk jaga sikap.
Kedua suporter baik bobotoh maupun Jakmania dilarang datang ke kota yang menjadi tuan rumah duel klasik ini. Itu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena sudah banyak korban luka bahkan meninggal dunia dari perserteruan dua suporter ini.
Untuk duel Persib Vs Persija yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (22/7/2017), panpel Persib dan Polda Jabar pun sudah mengimbau agar The Jakmania tidak datang ke stadion.
"Bobotoh dan manajemen Persib sudah sepakat mengimbau agar The Jakmania tidak datang, termasuk saya juga sebagai Kapolrestabes Bandung mengimbau supaya suporter Persija tidak datang, tapi bisa menonton bareng di Jakarta atau rumah masing-masing," ujar Kapolrestabes Bandung, Hendro Pandowo.
Duel menarik seperti ini memang sangat disayangkan tidak bisa dihadiri kedua belah suporter. Sudah bertahun-tahun, baik Persija maupun Persib hanya didukung suporter masing-masing hanya saat main di kandang saja.
Usaha perdamaian sudah berkali-kali dilakukan. Salah satunya pada 2014 lalu dimana perwakilan Viking dan The Jakmania bertemu di Bogor dan menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Sayang kesepakatan yang ditandatangani pada 11 April 2014 itu kembali gagal mempersatukan Viking dan The Jakmania.
Saat The Jakmania akan bertandang ke Bandung, rombongan bus mereka dihadang polisi dan disuruh kembali pulang ke Jakarta. Belum ada keyakinan dari pihak keamanan jika rombongan The Jakmania bisa aman sampai di Bandung. Usaha mendamaikan kedua suporter pun mentah kembali. Beberapa insiden kembali terjadi setelah itu.
Ketua Umum The Jakmania, Ferry Indrasjarief sempat berharap agar kepolisian tidak hanya melarang dua suporter untuk datang tapi bisa mewujudkan kembali perdamaian antar keduanya. Meski dia pun belum mengizinkan The Jakmania untuk datang ke Bandung.
Pecah Telur
Dari sisi olahraga, persaingan Persija dan Persib di kompetisi sepak bola Indonesia menjadi sedikit basi. Itu dikarenakan seretnya gol yang tercipta dari duel ini.
Berdasarkan statistik head to head pada empat pertemuan terakhir, duel Persib vs Persija atau sebaliknya selalu berakhir dengan skor 0-0. Gol terakhir yang diciptakan kedua tim terjadi pada 28 Agustus 2013.
Saat itu, duel ini harus mengungsi ke Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta. Duel ini pun tanpa pemenang karena berakhir dengan skor 1-1.
Persija terlebih dahulu unggul lewat gol M Ilham di menit ke-23. Tapi Sergio van Dijk sukses menyelamatkan muka Persib lewat golnya di menit ke-69.
Di balik skor imbang ini, duel ini terkenal cukup fenomenal. Soalnya saat itu, kedua suporter dibolehkan mendukung tim kesayangan. Namun perdamaian antar kedua suporter belum juga terjadi karena ternyata bentrok masih saja terjadi.
Di luar itu, misi pecah telur diyakini bakal diusung kedua tim saat bersua di GBLA nanti. Persib sedang dalam kondisi tertekan menyusul hasil minor yang mereka raih belakangan ini. Terbukti dengan mundurnya Djajang Nurdjaman atau Djanur dari kursi pelatih Persib.
Caretaker pelatih Persib, Herrie Setiawan menegaskan target timnya agar rekor tak kalah dari Persija tetap terjaga di laga nanti. Selain itu, tentu kemenangan bisa menjadi momentum bangkit setelah ditinggalkan Djajang Nurdjaman.
"Saya baca-baca dari 2007 yang terakhir Persib menang lawan mereka sampai 11 tahun. Kita tidak ingin mencoreng rekor itu (tidak pernah kalah dari Persija). Musim kemarin juga dua kali imbang," katanya.
Dilihat dari kekuatan tim, Persib dan Persija sama-sama kuat. Persija masih punya dua maskot yang bertahan hingga saat ini yaitu Ismed Sofyan dan Bambang Pamungkas. Sedangkan Persib tinggal menyisakan Hariono dan Atep yang sudah kenyang melakoni duel El Clasico Indonesia. *
Â
Pemain Kunci
Lalu siapa kira-kira yang bakal menjadi pemain kunci di duel klasik nanti? Persija sedikit lebih beruntung karena komposisi pemain lengkap. Sedangkan Persib harus terkendala dengan beberapa pemain kunci yang absen salah satunya Sergio van Dijk.
Sejak tidak diperkuat van Dijk, tugas menggedor jala lawan kini diberikan kepada Shohei Matsunaga. Dia mampu mencetak dua gol dari tiga laga terakhir. Sayang, dua golnya belum memberi Persib kemenangan.
Persija tak pelak lagi bakal andalkan dua goal getter mereka yaitu Bruno Lopes dan Luiz Junior. Dua penggawa asing Persija ini menjadi pemain paling produktif di Macan Kemayoran.
Meski lengkap, Persija sedang dalam mood yang buruk. Itu tak lain karena kekalahan telak 0-7 dari Espanyol di laga persahabatan yang berlangsung pada Rabu (19/7/2017) lalu.
Sedangkan Persib bakal andalkan kolektivitas dan juga kehebatan Michael Essien dalam menggalang lini tengah. Persib juga bakal berharap sang kapten, Atep Rizal bisa mencetak gol di laga nanti.
Selain itu, Persib juga punya pemain yang cukup bisa diandalkan yaitu Raphael Maitimo. Eks Arema FC ini sudah mengoleksi 2 assist dan dua gol untuk Persib. Sayang, dia gagal eksekusi penalti saat Persib kalah 1-2 dari Mitra Kukar. Maitimo ibaratkan laga Persib vs Persija seperti duel Feyenoord vs Ajax di eredivisie.