Sukses

3 Pelatih Tersukses Inter Milan

Tidak banyak pelatih yang sukses bersama Inter Milan.

Liputan6.com, Milan - Inter Milan mendatangkan Luciano Spalletti sebagai pelatih baru mulai musim panas 2017 ini. Dengan kontrak berdurasi dua tahun, pelatih berkepala plontos itu diharapkan mampu membawa raksasa Italia itu bangkit.

Dalam enam tahun terakhir, berstatus klub besar, Inter Milan malah terpuruk. Runtuhnya kedigdayaan Nerazzurri terjadi setelah Jose Mourinho hengkang pada musim panas 2010, setelah ia mempersembahkan treble winner.



Tahun demi tahun berlalu, Inter Milan turun level dari Liga Champions ke Liga Europa. Terakhir, musim depan, La Beneamata absen dari kompetisi Eropa usai finis di peringkat ketujuh musim lalu.

Faktanya, menukangi Inter bukan perkara mudah. Meski klub sudah menyediakan pemain-pemain top dan mahal, tetap saja banyak pelatih hebat yang gagal. Bahkan, sebelum Spalletti didatangkan, Inter Milan sudah memecat sembilan pelatih, antara lain Rafael Benitez, Leonardo, Gian Piero Gasperini, Claudio Ranieri, Andrea Stramaccioni, Walter Mazzari, Roberto Mancini, Frank De Boer, dan Stefano Pioli.



Dalam catatan sejarah klub, memang tidak banyak pelatih yang sukses menukangi Inter Milan. Sebab itu, mereka yang pernah sukses akan selalu dikenang. Berikut tiga pelatih tersukses Inter Milan sepanjang sejarah.
2 dari 4 halaman

Jose Mourinho

1. Jose Mourinho (2008-2010)

Inter Milan mendatangkan Jose Mourinho pada 2 Juni 2008. Ia direkrut setelah Inter tak puas dengan kinerja Roberto Mancini, yang selalu gagal di kancah Eropa. Mantan pelatih FC Porto itu datang ke Giuseppe Meazza setelah dipecat Chelsea karena perseteruannya dengan Roman Abramovic.

Berkat tangan dingin Mourinho, harapan para fans dan petinggi Inter pun menjadi kenyataan. I Nerazzuri sukses merajai Italia dan Eropa. Puncaknya terjadi pada 2010, musim terakhirnya bersama Inter. Kala itu Inter berhasil meraih treble winner, yakni juara Serie A, Liga Champions Eropa, dan Coppa Italia.

Mourinho memang tidak lama melatih Inter Milan. Pria Portugal itu hanya bertahan tiga tahun, sebelum kemudian mendapat tawaran menggiurkan dari Real Madrid di musim panas tahun 2010. Pelatih yang sekarang menukangi Manchester United itu pun menolak memperpanjang kontraknya.

Sudah tujuh tahun sejak saat itu, Inter terus tertatih-tatih. Sembilan pelatih setelah dia sudah didatangkan, dan dipecat karena gagal.

Antara lain Rafael Benitez, Leonardo, Gian Piero Gasperini, Claudio Ranieri, Andrea Stramaccioni, Walter Mazzari, Roberto Mancini, Frank De Boer, dan Stefano Pioli. Kini, Inter Milan menunjuk Luciano Spalletti sebagai pelatih baru dengan harapan mampu mengembalikan kejayaan seperti di era Mourinho.  

3 dari 4 halaman

Roberto Mancini

2. Roberto Mancini (2004-2008 dan 2014-2016)

Roberto Mancini tercatat dua kali melatih Inter Milan. Yang pertama yakni Juli 2004 hingga Mei 2008, dan yang kedua November 2014 sampai Agustus 2016. Dari dua masa itu, Mancini banyak mempersembahkan gelar di era yang pertama. Sementara di era keduanya, ia gagal total.

Mancini memang tidak sesukses Jose Mourinho dalam menangani Inter Milan. Kekurangannya terutama adalah selalu gagal membawa Inter berjaya di Eropa. Inter bahkan selalu menjadi pecundang di babak awal Liga Champions. Itu pula yang menyebabkannya diberhentikan pada tahun 2008.

Meski demikian, kontribusinya untuk Inter tetap patut dihargai. Setidaknya dibanding pelatih-pelatih lainnya yang pernah singgah, ia masih lebih baik. Di tangannya, I Nerazzuri menyudahi puasa gelar Serie A yang sudah berlangsung sejak 1990.

Total, Mancini mempersembahkan tiga gelar Serie A (2005/2006, 2006/2007, 2007/2008), dua gelar Coppa Italia (2004/2005 dan 2005/2006), dan dua gelar Supercoppa Italiana (2005 dan 2006).

4 dari 4 halaman

Helenio Herrera

3. Helenio Herrera (1960-1968 dan 1973)

Dan jika ditanya siapa pelatih tersukses Inter Milan, jawabannya bukan Jose Mourinho, melainkan almarhum Helenio Herrera. Herrera melatih Inter di rentang Juni 1960 hingga Juni 1968. Selama masa itu, ia mempersembahkan tiga gelar Serie A (1962/1963, 1964/1965, 1965/1966), dua gelar Piala Eropa (sekarang Liga Champions) di musim 1963/1964 dan 1964/1965, dua Piala Intercontinental (1964 dan 1965), dan satu gelar Coppa Italia.

Di masanya, gaya kepelatihan Herrera dikenal dengan pertahanan yang sulit ditembus, dengan formasi 5-3-2. Meski kerap dikritik, ia tak peduli. Baginya adalah Inter dapat memenangkan pertandingan dan terbukti ia berhasil.

Delapan tahun sukses bersama Inter, Herrera sempat direkrut kembali di tahun 1973. Namun, di kesempatan keduanya, ia gagal mengulang kesuksesannya.

Selain Inter Milan, pada masa hidupnya Herrera juga pernah sukses melatih Atletico Madrid dan Barcelona. Untuk Atletico, ia persembahkan dua gelar La Liga (1949/1950 dan 1950/1951) dan satu gelar Copa Eva Duarte (1950). Sedangkan untuk Barcelona, ia berikan dua gelar La Liga (1958/1959 dan 1959/1960), dan dua gelar Copa del Rey (1958/1959 dan 1980/1981). (Abul Muamar)