Liputan6.com, Sleman - Ulah brutal supoter PSS Sleman, Slemania berbuntut sanksi. Polda Jateng sudah mengeluarkan larangan kepada suporter PSS Sleman baik Brigata Curva Sud (BCS) maupun Slemania untuk mendatangi pertandingan PSS di wilayah Jawa Tengah.
Larangan itu tertuang dalam surat Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono kepada Ketum PSSI bernomor B/6858/VII/2017/Jtg, tanggal 26 Juli 2017. Suporter PSS Sleman sudah beberapa kali terlibat bentrok seperti aksi pelemparan botol saat PSS tandang ke markas Persibat Batang, GOR Sarengat, 14 Mei lalu.
Baca Juga
Teranyar suporter PSS Sleman berulah di Jalan Barito ke arah Jalan Ahmad Yani Kota Magelangpada Minggu (23/7/2017). Inilah rentetan pelanggaran yang membuat Polda Jateng keluarkan larangan.
Selain itu, ada pula beberapa peristiwa suporter PSS Sleman bentrok dengan warga maupun suporter di Jateng. Diantaranya rombongan kendaraan atau bus suporter PSS melakukan pembakaran kendaraan Yamaha Mio milik warga yang melintas di depan rombongan. Adapun korban pemilik sepeda motor adalah Yofa Yustira, 18, Kampung Sumber Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Sebelumnya, di pertigaan Desa Pare Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, salah seorang korban atas nama Nanda, 25, warga Magelang, mengalami luka parah pada bagian lambung dan rusuk yang berakhir meninggal dunia. Diduga korban terlibat keributan dengan suporter PSS Sleman yang baru pulang dari melawat ke Banyumas.
“Masih tetap banyak ditemukan senjata dan barang berbahaya yang dibawa suporter. Berupa pentungan besi, senjata tajam, minuman keras, botol bensin dan batu batako atau batu besar,” kata Kapolda Jateng, Inspektur Jenderal Polisi, Condro Kirono.
Advertisement
Bakal Ditindak
Larangan itu dikeluarkan karena kurang proaktifnya koordinasi dan tidak memperhatikan saran dan masukan dari polisi yang mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa. Kapolda menyatakan jika suporter PSS Sleman nantinya masih berusaha hadir dalam pertandingan PSS di wilayah Jateng, maka akan ditindakan tegas dan proporsional sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan.
“Selanjutnya dimohon kepada Ketum PSSI mengambil langkah kebijakan kepada manajemen PSS berkaitan permasalahan tersebut guna mengantisipasi kejadian serupa,” katanya.
Manajemen PSS mengaku telah mengetahui adanya surat tersebut. Manajer PSS Sleman Arif Juliwibowo mengatakan, PSS akan siap memberikan argumen dan penjelasan terkait surat itu. P
Pihaknya siap memberikan respon itu kepada pihak terkait. Namun menurutnya yang bisa melarang para suporter datang ke lapangan oleh federasi sepak bola resmi.
“This is football not crime. Only federation who can stop fans go to stadion, not police. (Ini sepakbola bukan kriminal. Hanya federasi yang bisa melarang suporter datang ke stadion, bukan polisi),” jawabnya.
Advertisement