Sukses

Asian Games: Sesuai Anggaran, INASGOC Pilih Laboratorium India

INASGOC memilih India karena sesuai dengan anggaran Asian Games.

Liputan6.com, Jakarta - OCA Medical Services Committee & Anti-Doping Commission kembali melakukan pertemuan dengan Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) 2018. Kali ini, mereka melakukan pertemuan di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).

Usai pertemuan tersebut, Direktur Departemen Kesehatan dan Pengendalian Doping INASGOC Leane Suniar Manurung mengatakan, pertemuan mereka kali ini fokus membahas soal doping yang kemungkinan terjadi di Asian Games Jakarta-Palembang.

Untuk menghindari pemakian doping, INASGOC bekerja sama dengan laboratorium di India. Mereka memilih India karena sesuai dengan anggaran.

"Kami memilih laboratorium di India untuk menyesuaikan kondisi anggaran di Indonesia, karena beberapa laboratorium di Korea, Jepang, Thailand, ataupun Australia sangat ketat soal aturan pembayaran," kata dia.

Biaya pengujian doping ini bisa mencapai Rp 5,5 juta untuk satu botol urine. Selain masalah anggaran, laboratorium di India terpilih karena jadwal pengujiannya sedang longgar. Leane mengaku pihaknya tidak bisa di Jepang karena jadwalnya sudah penuh.

"Biayanya itu belum termasuk tenaga medis, transportasi, dan sebagainya," ujarnya menegaskan.

Sementara itu, Ketua Komisi Anti-Doping dan Komite Layanan Medis OCA, Jegathesan Manikavasagam mengatakan, pihaknya bakal memberikan bantuan medis untuk program anti-doping Asian Games 2018. Mereka bakal memberikan bantuan 10 tenaga medis.

"Sepuluh tenaga medis itu akan mewakili semua kawasan di Asia dan kami akan langsung memilih para pakar di bidang doping itu," ujar Jegathesan.