Sukses

MotoGP: Saran 3 Pembalap untuk Aturan Flag to Flag

Aturan flag to flag dianggap membahayakan pembalap.

Liputan6.com, Wina - Direktur balap MotoGP beberapa hari lalu menggelar pertemuan dengan Komisi Keselamatan serta sejumlah pembalap untuk membahas mengenai aturan flag to flag. Topik ini menjadi perhatian serius menyusul insiden menakutkan di Republik Ceko, pekan lalu.

Insiden mengerikan itu terjadi ketika bendera flag to flag dikeluarkan petugas di Sirkuit Brno setelah kondisi lintasan berubah (basah-kering). Satu demi satu pembalap mulai masuk ke pit lane untuk mengganti motor.

Sial bagi Andrea Iannone. Saat pembalap Suzuki itu masuk, Alexis Espargaro dari tim Aprilia tidak mengetahui kedatangannya. Akibatnya, mantan pembalap Ducati itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh pada seri ke-11 MotoGP itu.

Beruntung, tidak ada yang mengalami cedera dalam insiden tersebut. Namun sejumlah pembalap melontarkan kritikan pedas terhadap aturan flag to flag yang diterapkan Dorna Sports selaku otoritas Kejuaraan Grand Prix balap motor pada 2005 lalu.

Untuk mengatasi masalah agar tidak terulang di balapan berikutnya, Sejumlah pembalap yang ikut dalam pertemuan tertutup itu memberikan saran tentang aturan yang diterapkan ketika kondisi cuaca berubah.

Berikut 3 saran pembalap MotoGP:

2 dari 4 halaman

1. Marc Marquez

Marc Marquez dalam sebuah kesempatan meminta agar penyelenggara MotoGP bisa mempertimbangkan semua masukan yang diberikan oleh pembalap maupun para ahli lainnya.

"Kami punya banyak ide dan sekarang Race Direction harus mencoba untuk menganalisa semua gagasan ini. Salah satu gagasannya adalah mencoba mengurangi kecepatan motor saat berada di pit lane menjadi 40km/jam. Ini akan jauh lebih aman karena Anda punya banyak waktu untuk melihat di mana mekanik Anda berada dan di mana keberadaan pengendara lainnya.

Ide lain adalah mengubah siapa yang memiliki prioritas. Pengendara keluar dari kotak pit atau pengendara masuk. Saya pikir lebih baik jika prioritasnya adalah untuk pengendara yang akan keluar, karena pengendara yang masuk bisa melihatnya.

Selain itu, ada ide lain yakni penggunaan lolipop man seperti di Formula 1. Dia nantinya bertugas untuk memberi isyarat dengan nomor Anda atau sesuatu yang Anda keluarkan dari lubang. Jadi pengendara lain dapat melihat bahwa Anda akan keluar. Mereka mencoba untuk menganalisis semua gagasan dan saya pikir kita akan segera mendapatkan jawabannya."

3 dari 4 halaman

2. Andrea Dovizioso

Andrea Dovizioso meminta penyelenggara MotoGP lakukan sedikit perubahan. Meski tidak berubah total, harus ada perubahan sedikit agar bisa mengubah risiko kecelakaan.

"Bayangkan 22 pengendara di ruangan yang sama, itu sangat rumit. Jika masalah ini tidak diperbaiki dengan segera, maka kami menyarankan beberapa saran, tapi sangat sulit Anda dapat memiliki hal positif dengan satu cara, dan negatif di sisi lain.

Saya pikir tidak mungkin untuk memperbaiki sepenuhnya. Mereka hanya bisa memperbaikinya sedikit, Tapi mereka masih harus mengambil keputusan, saya yakin. "

4 dari 4 halaman

3. Jorge Lorenzo

Jorge Lorenzo memberi saran yang kritis. Dia mengaku tidak suka aturan flag to flag dan MotoGP disebutnya lebih baik tidak tiru Formula 1.

Menurut saya sulit untuk menghilangkan semua risiko yang kita ambil dalam flag-to-flag. Pemikiran saya hanya agar setiap pembalap bisa masuk pit dan kemudian memulai kembali perlombaan.

Hindari flag-to-flag dan semua aturan ini, Karena sulit untuk mengatasi semua bahaya yang ada di pit lane.