Sukses

3 Sihir Luis Milla yang Bikin Thailand Frustrasi

Sukses Timnas Indonesia U-22 menahan imbang 1-1 juara bertahan SEA Games, Thailand, tak lepas dari kecerdikan Luis Milla meracik strategi.

Timnas Indonesia U-22 tampil trengginas di fase penyisihan Grup B SEA Games 2017. Menghadapi juara bertahan Thailand di Stadion Shah Alam, Selangor, Selasa (15/8/2017), Tim Merah-Putih memaksa hasil imbang 1-1. Luis Milla berperan besar pada pencapaian ini.

Penampilan anak-asuh Luis Milla tidak bisa dibilang buruk karena Evan Dimas dkk. memegang kendali permainan. Thailand dipaksa bermain cenderung bertahan dan mengandalkan serangan balik.

Kombinasi Evan Dimas, Hargianto, dan Septian David Maulana, di sektor tengah menjadi mesin penggerak permainan Tim Garuda Muda.

Pada paruh pertama pertandingan Timnas Indonesia U-22 menguasai 59 persen kendali permainan. Permainan kombinasi umpan pendek merapat Tim Merah-Putih berjalan efektif. Passing timnas menembus 84 persen, berbanding 73 persen milik Thailand.

 

Sayang, saat mendominasi permainan, Timnas Indonesia U-22 justru kebobolan lebih dulu pada menit ke-13. Timnas Thailand U-22 membobol gawang Indonesia setelah lolos lewat jebakan offside. Bola umpan silang dari sayap kanan diterima pemain nomor punggung 10 Thailand, Chaiyawat Buran.

Kiper Tim Merah-Putih, Kurniawan Kartika Ajie, melakukan blunder karena gagal menangkap bola lambung. Ia lalu juga gagal menyelamatkan gawangnya dari tembakan Chaiyawat.

Memasuki babak kedua tim asuhan Luis Milla juga tetap mendominasi penguasaan bola. Serangan Timnas Indonesia U-22 lebih efektif. Febri Haryadi dkk. lebih berani melakukan tusukan ke area kotak penalti Tim Gajah Putih.

Hasilnya positif. Akselerasi penyerang sayap Oswaldo Haay pada menit 61 memaksa pemain belakang Thailand melakukan tekel keras di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih. Septian David Maulana yang diplot sebagai eksekutor penalti menjalankan tugasnya dengan baik.

Strategi Luis Milla sepanjang laga layak diacungin jempol. Walau hanya meraih hasil imbang Timnas Indonesia U-22 tampil menghibur. Penggawa Garuda Muda memaksa Thailand, yang tercatat 15 kali menjadi juara ajang multievent kawasan Asia Tenggara, dibuat keteteran. Strategi apa saja yang digeber Milla?

2 dari 5 halaman

Perubahan Gaya Bermain Sayap

1. Perubahan Gaya Bermain Sayap

Pada babak pertama Timnas Indonesia banyak melakukan serangan dari dua sisi sayap. Namun, permainan duo Osvaldo Haay dan Febri Haryadi kurang efektif. Mereka terlalu sering memaksakan diri melayangkan crossing ke jantung pertahanan Thailand.

Marinus Manewar yang bermain sebagai target man dibuat mati gaya menghadapi rapatnya bek-bek jangkung Thailand. Memasuki babak kedua strategi berubah.

Dua winger Indonesia lebih banyak diarahkan untuk melakukan tusukan ke area dalam pertahanan tim asuhan Worrawoot Srimakha. Alhasil, peluang emas lebih banyak tercipta.

Gol penalti Tim Merah-Putih berawal dari aksi individu Osvaldo Haay masuk ke area kotak penalti. Alur serangan Timnas Indonesia U-22 lebih deras setelah Saddil Ramdani masuk mengantikan Febri Haryadi. Pola ofensif tetap bisa dipertahankan setelah Yabes Roni masuk menggantikan Osvaldo Haay.

Andai strategi ini diterapkan Milla sejak babak pertama amat mungkin Timnas Indonesia U-22 memenangi pertandingan.

3 dari 5 halaman

Kombinasi Trio Gelandang

2. Kombinasi Trio Gelandang

Trio gelandang Timnas Indonesia U-22, Evan Dimas-Hargianto-Septian David Maulana, jadi motor permainan Tim Merah-Putih sepanjang laga. Evan yang didapuk sebagai playmaker jadi sosok pembagi bola pada rekan-rekannya.

Di sisi lain, Hargianto bermain ciamik sebagai jangkar. Ia jadi pemain yang tidak menyenangkan bagi penyerang-penyerang Thailand, karena mereka kesulitan masuk area pertahanan Indonesia. Hargianto kerap menjadi penyetop bola saat counter attack cepat Thailand.

Sementara itu Septian David Maulana bisa menjaga keseimbangan permainan saat menyerang atau bertahan. Pemain Mitra Kukar ini juga kerap jadi pemain mengejutkan pertahanan Thailand.

Permainan kombinasi umpan-umpan pendek antara ketiga gelandang Timnas Indonesia U-22 membuat gelandang-gelandang Thailand keteteran. Catatan statistik menunjukkan kalau passing Tim Merah-Putih menembus persentase 80 persen.

4 dari 5 halaman

Lini Belakang yang Solid

3. Lini Belakang yang Solid

Performa lini belakang Timnas Indonesia U-22 cukup solid sepanjang 90 menit. Hansamu Yama cukup sukses mengomandoi kerapatan kuartet bek.

Thailand hanya punya tiga kali kesempatan emas yang membahayakan gawang Timnas Indonesia U-22. Gol Tim Gajah Putih lebih karena keteledoran kiper, Kurniawan Kartika Ajie, yang melakukan tangkapan bola tidak sempurna

Pada babak pertama Thailand banyak melakukan serangan dari sektor kanan. Mereka memanfaatkan celah yang ditinggalkan Gavin Kwan, bek sayap Tim Merah-Putih yang kerap naik ke depan. Memasuki babak kedua Gavin tampil lebih disiplin, ia jarang memberi ruang kosong pada pemain sayap Thailand.

 

 

 

 

5 dari 5 halaman

Komposisi Pemain

Susunan Pemain Utama:

Indonesia U-22 (4-3-3): Kurniawan Kartika Ajie (Kiper); Gavin Kwan Adsit, Hansamu Yama, Ricky Fajrin, Rezaldi Hehanusa (Belakang); Hargianto, Evan Dimas, Septian David (Tengah); Febri Hariyadi, Marinus Wanewar,  Osvaldo Haay (Depan)

Pelatih: Luis Milla

Thailand U-22 (4-4-2): Nont Muangngam (Kiper); Worawut Namvech, Shinaphat Sombatyotha, Kevin Deeromram, Rattanakorn Maikami (Belakang); Sasalak Haiprakhon, Chaiyawat Buran, Phitiwat Sookjitthummakul, Nopphon Phonkam (Rengah); Nattawut Sombatyotha, Chenrop Samphaodi (Depan)

Pelatih: Worrawoot Srimakha  

Â