Sukses

Penyebab Timnas Indonesia U-22 Kehabisan Makan Malam

Timnas Indonesia U-22 akhirnya baru makan malam pukul 22.00 waktu setempat.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Timnas Indonesia U-22 mengalami ujian untuk kesekian kalinya di Malaysia. Evan Dimas Darmono dkk. dikabarkan kehabisan makan malam di penginapan, Sabtu (19/8/2017).

Penyebab insiden itu tak lain karena salah paham dan kurang koordinasi dengan pihak hotel. Timnas Indonesia U-22 harus menunda makan malam hingga pukul 22.00 waktu setempat.

Sebelumnya, saat Tim Garuda Muda datang ke tempat makan malam pukul 21.00, tak ada makanan tersedia. Hal tersebut mulai diketahui oleh dokter Timnas Indonesia, Syarief Alwi, yang hendak memeriksa makanan pada pukul 20.30. Sang dokter pun terkejut saat ternyata tak ada makanan tersedia.

Dokter yang akrab disapa Papi itu pun langsung berkoordinasi dengan pihak hotel agar dibuatkan makanan baru. Namun, Evan Dimas dkk. tetap harus menunggu hingga makanan keluar pada pukul 22.00.



Asisten pelatih Timnas Indonesia U-22, Bima Sakti, pun sampai harus berputar memberikan roti kepada para pemain untuk mengganjal perut yang lapar. Namun, Dokter Timnas Indonesia tak menganggap hal ini sebagai tindakan sengaja kepada pemain Tim Garuda.

"Ini hanya salah paham. Sepertinya tidak ada koordinasi sebelumnya dan mereka berpikir sudah tidak ada yang akan turun makan lagi karena memang sudah tidak ada yang makan selain kami," ujar Syarief Alwi kepada Bola.com.

"Saya memeriksa makanan pukul 20.30 dan langsung berkoordinasi dengan pihak hotel. Mereka mengatakan sudah membawa masuk makanan karena berpikir tak ada lagi yang akan makan malam."

"Koki mereka akhirnya memasak makanan baru untuk kami, mulai dari nasi, pasta, telur, hingga ayam yang direbus. Kami baru mulai makan malam pukul 22.00," lanjut dokter yang akrab disapa Papi itu.

Timnas Indonesia U-22 akan menghadapi Timor Leste dalam laga ketiga sepak bola SEA Games 2017, Minggu (20/8/2017) sore. Laga akan dimulai pukul 16.00 waktu setempat di Stadion Majlis Perbandaran Selayang.

(Laporan Benediktus Gerendo Pradigdo dan Vitalis Yogi Trisna dari Malaysia)