Liputan6.com, Cleveland - Klub NBA, Cleveland Cavaliers batal merenovasi stadion kebanggaan mereka, Quicken Loans Arena. Pembatalan tersebut terjadi karena rencana renovasi yang kabarnya akan menyedot dana 140 juta dollar AS (Rp 1,8 triliun) ditentang masyarakat kota Cleveland.
Cleveland Cavaliers awalnya berencana melakukan pemugaran terhadap stadion Quicken Loans Arena yang sudah berumur 22 tahun tersebut. Sentuhan modern ingin dilakukan dengan dengan menambah lebih banyak tempat makan dan juga eksterior kaca.
Advertisement
Baca Juga
Proses pemugaran seharusnya mulai dilakukan pada bulan Juni 2017. Dengan pemugaran stadion, kota Cleveland bakal mendapatkan keuntungan pajak yang tinggi dari bangunan baru tersebut.
Namun, rencana tersebut ditentang oleh masyarakat kota Cleveland dengan cara melakukan referendum yang mengklaim masyarakat tak akan mendapatkan keuntungan dengan bangunan baru tersebut. Setelah dilakukan referendum, akhirnya terkumpul 13 ribu tanda tangan yang menentang adanya upaya pemugaran Quicken Loans Arena.
"Meskipun ada alasan lain untuk pembatalan renovasi Quicken Loans Arena, namun alasan sebenarnya adalah warga Cleveland bersikeras menentang proyek tersebut. Mereka telah mengumpulkan 13 ribu tanda tangan yang sah untuk memaksa referendum terhadap masalahan ini," kata perwakilan masyarakat Cleveland, yang tergabung di aliansi Cuyahoga County Progressive Caucus, seperti dikutip AP, Rabu (30/8/2017).
"Para Cavaliers, walikota Jackson, dan Dewan Kota Cleveland juga tahu proyek tersebut akan ditentang dalam kotak suara referendum. Inilah cara mereka untuk menyelamatkan muka," ujar perwakilan tersebut.
Pembatalan pemugaran Quicken Loans Arena membuat peluang Cleveland Cavaliers untuk menjadi tuan rumah pertandingan NBA All Star musim depan menipis. Pihak liga telah memperingatkan jika proses pemugaran tidak dilakukan bulan depan, maka Cleveland Cavaliers batal menjadi tuan rumah NBA All Star 2018.