Liputan6.com, London - Keputusan Nathaniel Chalobah meninggalkan Chelsea pada musim panas 2017 berbuah manis. Gelandang 22 tahun tersebut mendapat panggilan Timnas Inggris pertamanya untuk menghadapi Malta dan Slovakia dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018.
Baca Juga
Advertisement
Chalobah bergabung dengan Watford dari Chelsea pada Juli lalu dengan nilai transfer 5 juta pound. Sebelumnya, dia hanya tampil 10 kali bersama The Blues dan dipinjamkan keenam klub berbeda sejak 2012.
Di awal musim Liga Inggris 2017-18, Chalobah tampil mengesankan bersama Warford. Hal itu yang membuat pelatih Timnas Inggris Gareth Soutghate memanggilnya.
Chalobah menjadi pemain Watford permanen pertama yang dipanggil Timnas Inggris setelah John Barnes pada 30 tahun lalu. Dia pun berambisi untuk membuktikan bahwa pemanggilan dirinya adalah keputusan tepat.
"Saya pasti akan mengatakan bahwa ini adalah keputusan terberat yang harus saya buat," tutur Chalobah kepada wartawan soal keputusan meninggalkan Chelsea seperti dilansir Soccerway, Rabu (30/8/2017).
"Saya telah berada di Chelsea sepanjang hidup saya, saya berada di sana 12 tahun dan Chelsea adalah semua yang saya tahu, klub yang saya cintai. Bagi saya itu adalah keputusan yang sangat sulit."
Tidak Mudah
Chalobah mengaku tidak mudah meninggalkan Stamford Bridge. "Butuh banyak [untuk memutuskan untuk pergi]. Saya pikir Anda harus benar-benar melihat jauh ke dalam diri Anda dan melihat apa yang membuat Anda bahagia. Bagi saya, saya berada di sebuah klub papan atas dan orang-orang berkata kepada saya, 'Anda berada di Chelsea, Anda harus tinggal di Chelsea, klub besar', tapi bagi saya bukan itu masalahnya," ucapnya.
"Masalahnya adalah saya ingin bermain, setelah merasakannya tahun lalu. Saya harus pergi dan mencoba dan melakukan hal-hal yang lebih baik untuk diri saya sendiri. Jadi, saya pikir Anda benar-benar harus berani, dan terkadang keputusan bisa menjadi sulit dibuat."
"Chelsea adalah tempat yang sulit, klub papan atas, dan saya pikir terkadang Anda bisa sedikit terbawa dengan berada di sana," ujarnya menambahkan.
"Anda berada di tepi jurang, di ambang jurang, hampir di sana, dan sangat sulit bila Anda memiliki pemain mapan yang masuk dan mereka sudah mendapatkan pengalaman. Dalam situasi saya atau situasi anak muda, jika Anda tidak memiliki pengalaman itu jauh lebih sulit untuk masuk ke dalam tim, jadi ini masalah saya menilai situasi dan melihat apa pilihan terbaiknya," pungkas Chalobah.
Advertisement