Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) terakhir kali memenangi trofi Liga Champions pada 2008. Saat itu, klub berjuluk Setan Merah ini mengalahkan Chelsea pada laga final lewat drama adu penalti dengan skor 6-5 (1-1).
Baca Juga
Advertisement
Setelah itu, prestasi terbaik MU hanya sebagai finalis, yakni 2009 dan 2011. Dalam dua laga final tersebut, ambisi MU selalu digagalkan Barcelona. Musim 2016-17, MU bahkan tidak tampil di Liga Champions.
Jika melihat klasemen akhir Liga Inggris musim 2016-17, MU sebenarnya tidak lolos ke Liga Champions musim ini. Pasalnya, Paul Pogba dan kawan-kawan hanya menempati peringkat keempat.
Namun, MU bisa tampil di Liga Champions berkat sukses mereka menjuarai Liga Europa musim lalu. Pasukan Jose Mourinho pun langsung tampil di fase grup.
Kembali tampil di Liga Champions, MU tentunya ingin mengukir prestasi terbaik. Terlebih, MU memiliki sejumlah faktor yang dapat mengantarkan mereka merebut trofi kompetisi paling bergengsi di Eropa tersebut.
Berikut lima alasan mengapa MU bisa juara Liga Champions musim ini seperti dinukil dari Sports Keeda.
1. Punya Striker Kelas Dunia
Manchester United (MU) mendatangkan Romelu Lukaku dari Everton pada bursa transfer musim panas 2017. Striker 24 tahun itu dibeli dengan nilai transfer 75 juta pound.
Pembelian Lukaku sudah mulai terbukti jitu. Dia sudah mencetak empat gol dari empat laga di semua kompetisi sejauh musim ini.
Tidak hanya Lukaku, MU juga memutuskan kembali mengontrak Zlatan Ibrahimovic. Keputusan ini diambil setelah pemain 35 tahun menunjukkan tanda-tanda akan pulih lebih cepat dari cedera lutut.
Ibrahimovic kemungkinan kembali merumput pada Oktober mendatang. Musim lalu, dia mencetak 28 gol di seluruh kompetisi untuk membawa MU meraih tiga gelar juara, yakni Community Shield, Pial Liga Inggris, dan Liga Europa.
Lukaku dan Ibrahimovic sangat kecil kemungkinan diduetkan. Namun, fakta ini menunjukkan jika Manajer MU Jose Mourinho memiliki dua striker kelas dunia.
Advertisement
2. Musim Kedua Mourinho
Jose Mourinho mendapat sejumlah kritik di musim pertamanya sebagai manajer Manchester United (MU). Mendatangkan Paul Pogba dari Juventus dengan rekor transfer dunia, yaitu 89 juta pound, MU hanya finis di peringkat enam klasemen akhir Liga Inggris musim 2016-17.
Kendati demikian, Mourinho masih mampu memberikan tiga gelar juara, yakni Community Shield, Piala Liga Inggris, dan Liga Europa. Khusus Liga Europa, sukses itu membawa MU kembali tampil di Liga Champions musim ini.
Jika melihat catatan Mourinho di masa lalu, sering kali pria Portugal itu meraih kesuksesan terbesar di musim kedua. Di Inter Milan, misalnya. Di musim pertamanya, yakni 2008-09, dia dianggap gagal. Namun, semusim kemudian dia memberikan trofi Liga Champions untuk klub Italia tersebut.
Kini, Mourinho merasa nyaman dan percaya diri sebagai manajer MU. Ia juga telah terbukti sebagai seorang pemenang.
3. Lini Pertahanan Kokoh
Manchester United (MU) banyak menuai kritik pada Liga Inggris musim 2016/17. Salah satunya adalah produktivitas gol. Klub berjuluk Setan Merah itu hanya mengemas 54 gol musim lalu.
Meski demikian, lini pertahanan MU patut dipuji pada musim lalu. Skuat racikan Jose Mourinho ini hanya kemasukan 29 gol, kedua setelah Tottenham Hotspur yang kebobolan 26 gol.
Tak hanya itu, MU juga tidak terkalahkan antara Oktober 2016 dan Mei 2017. Itu semua berkat solidnya lini pertahanan MU.
Musim ini, MU tidak hanya mengandalkan David de Gea dan Sergio Romero untuk mengawal gawang. Kembalinya Phil Jones usai pulih dari cedera. Jones pernah dinobatkan sebagai pemain MU paling berpotensi oleh Sir Alex Ferguson.
Jika Jonse bisa menjalin kemitraan yang kuat dengan Eric Bailly, Lindelof, atau bahkan Marcos Rojo dan Chris Smalling, maka pertahanan MU menjadi semakin kuat. Di Liga Champions, MU butuh pertahanan kuat untuk menghadapi tim-tim seperti Paris Saint-Germain dan Real Madrid.
Advertisement
4. Paul Pogba
Usai menghabiskan empat musim di Italia bersama Juventus, Paul Pogba memutuskan kembali ke Manchester United (MU) pada musim panas 2016. MU merupakan klub masa kecil gelandang Timnas Prancis itu.
Menyandang status pemain termahal di dunia pada musim lalu, yakni 110 juta euro, Pogba justru gagal tampil konsisten di saat dia harusnya menjadi pemain kunci. Tetapi, mereka yang mengkritik lupa bahwa Pogba masih berusia 23 tahun saat kembali ke Old Trafford. Tentu saja Pogba masih bisa berkembang di musim-musim berikutnya.
Setidaknya ini sudah ditunjukkan Pogba pada awal Liga Inggris musim 2017-18. Dia mampu menunjukkan kualitasnya sebagai jenderal lini tengah MU saat melawan West Ham, Swansea City, serta Leicester. Tak hanya itu, dari tiga laga tersebut, dia sudah mencetak gol.
Pogba tidak diragukan lagi adalah salah satu pemain terbaik dunia. Jika dia dapat mencapai performa terbaiknya bersama MU, maka tim lain di Liga Champions perlu waspada.
5. Fisik
Jose Mourinho sangat menyukai pemain yang kuat dan unggul dari sisi fisik. Hal ini terlihat ketika Mourinho menjadi manajer Chelsea. Ia memiliki pemain-pemain dengan spefisikasi tersebut pada diri Didier Drogba, John Terry, dan Michael Essien. Saat kembali melatih The Blues dalam kesempatan kedua, ia mempunyai Diego Costa dan Nemanja Matic.
Meski demikian, Mourinho juga mengandalkan pemain teknis dan terampil, seperti Eden Hazard dan Cristiano Ronaldo. Tetapi, cukup jelas jika Mourinho lebih mengandalkan pemain yang kuat dan unggul dari sisi fisik. Itu sebabnya dia dikaitkan dengan pemain kasar seperti Pepe.
Jadi Manajer MU, Mourinho akan membangun tim sesuai citranya. Romelu Lukaku, Zlatan Ibrahimovic, Phil Jose, serta Matic adalah pemain yang memiliki fisik tangguh dalam permainan sepak bola modern. Dengan Matic, MU kini memiliki pertahanan yang sangat solid.
Advertisement