Liputan6.com, Reggio Emilia - Timnas Italia hanya mampu menang 1-0 atas Israel dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia Grup G Zona Eropa, di Stadion Citta Del Tricolore, Rabu dinihari (6/9/2017). Bertindak sebagai tuan rumah, Gli Azzurri baru bisa memecah kebuntuan pada babak kedua.
Adalah striker Ciro Immobile yang mencetak gol pada menit 53, setelah memanfaatkan umpan silang dari Antonio Candreva.
Advertisement
Baca Juga
Dengan kemenangan ini, Italia masih di urutan kedua klasemen Grup G dengan koleksi 19 poin, terpaut 3 angka dari pemuncak klasemen, Spanyol. Italia butuh satu poin dari dua laga tersisa menuju play-off, yakni lawan Makedonia (7 Oktober) dan Albania (10 Oktober).
Hanya saja, kemenangan 1-0 atas Israel tidak memuaskan para pendukung mereka. Formasi 4-2-4 yang diterapkan pelatih Giampiero Ventura sekali lagi dianggap tidak berjalan dengan baik. Bahkan, sepanjang babak pertama, para suporter yang masih marah atas kekalahan 0-3 dari Spanyol, tak henti-hentinya meneriakkan ejekan karena tak ada satu gol pun tercipta.
Atas kritik tersebut, para pemain Italia turut menanggapi. Sebagian besar mereka menyatakan pembelaan. Namun ada juga pemain yang membenarkan Italia bermain tidak terlalu baik melawan Israel pada lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia Grup G Zona Eropa.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Antonio Candreva
Sang penyuplai assist, Antonio Candreva menilai bahwa Timnas Italia sudah menunjukkan permainan yang positif pada laga melawan Israel.
"Kami butuh kemenangan. Kami memperolehnya. Dan saya rasa itu penampilan yang positif, yang menunjukkan kekonsistenan atas kerja keras yang kami lakukan selama tahun lalu,” ujarnya.
Namun, winger Inter Milan itu mengakui bahwa Italia cukup telat memecahkan kebuntuan dalam laga tersebut.
“Dalam laga seperti ini mestinya kita bisa memecahkan kebuntuan lebih awal untuk membuat tenang. Kritik adalah bagian dari pekerjaan, tapi kami adalah tim yang solid. Sebagian kritik itu berlebihan. Saya rasa Italia sudah melakukan hal baik tahun ini.”
"Kekalahan di Madrid memang menyakitkan bagi kami lebih dari siapapun. Kami tidak mengharapkannya. Kami akan belajar dari kesalahan kami,” katanya menambahkan.
Advertisement
Davide Zappacosta
Dalam due ini, bek kanan yang baru dibeli Chelsea ini masuk pada babak kedua menggantikan Andrea Conti. Zappacosta mengaku bahwa timnya agak kurang puas dengan kemenangan 1-0 atas Israel.
"Kami agak sedikit menderita dengan kemenangan ini, di mana Israel memilih bungkam dan kami harus bersabar. Penting untuk tampil 110 persen baik apakah sebagai starter maupun sebagai pemain pengganti” katanya.
Zappacosta baru saja ditambahkan ke dalam skuat Timnas Italia, karena Leonardo Spinazzola mengalami cedera. Ia tidak tampil saat Italia dibantai Spanyol 3-0. Namun, mantan bek Torino itu mengakui bahwa timnya belajar banyak hal dari kekalahan tersebut.
"Kami harus kompak. Kerja keras merebut bola dan mengadang setiap lawan. Pertandingan seperti ini justru semakin sulit, karena lawan mengunci semua celah yang ada dan membuat kita kesulitan,” tandas Zappacosta.
Matteo Darmian
Berbeda dari rekannya, bek Manchester United ini menyadari bahwa Italia memang tampil buruk menghadapi Israel. Timnya menurutnya bermain terlalu buru-buru.
"Saya kira Israel bermain dengan 10 pemain di belakang bola dan kami terlalu buru-buru untuk memaksakan jalan kami untuk menembus pertahanan mereka,” ucapnya ke Rai Sport.
Namun, Darmian mengaku bahwa timnya sudah bermain dengan sabar dan mampu menguasai pertandingan.
"Kami tahu bahwa di awal musim selalu sulit menemukan irama permainan. Tapi kami bekerja dengan baik selama beberapa hari terakhir dan membawa pulang kemenangan penting untuk kualifikasi dan untuk proses perkembangan kami ke depan,” tutur Darmian.
Advertisement
Marco Verratti
Sementara itu, bintang PSG, Marco Verratti, tidak senang atas ejekan maupun ketidakpuasan suporter Italia. Ia menilai fans Italia terlalu pesimistis.
Verratti sendiri menjadi korban ejekan saat ditarik keluar di menit 89, digantikan oleh Ricardo Montolivo. Padahal, saat itu Italia sudah unggul 1-0.
"Saya tidak sepakat dengan cemoohan itu, juga terhadap kritik mereka. Tidak pernah mudah melakoni laga internasional. Lihatlah Prancis saat menghadapi Luxembourg (seri), dan Swedia yang dikalahkan oleh Belarusia,” dalih Verratti.
“Fans Italia terlalu pesimistis. Tapi kami tahu bahwa segalanya bisa berubah dengan cepat. Kami telah memenangkan seluruh pertandingan kecuali melawan Spanyol. Kami harus mengakui bahwa saat ini mereka lebih superior,” katanya.
Soal formasi 4-2-4 yang banyak menuai kritik, Verratti menilai para pemain Italia butuh waktu untuk beradaptasi dengan skema tersebut.
"Saya kira kami memiliki kombinasi yang baik antara pemain muda dan pemain senior. Tapi itu sulit memang ketika secara bersamaan dalam hitungan hari kami harus melakukan banyak hal dengan taktik. Jadi kami butuh waktu,” kata Verratti.
Gianluigi Buffon
Sedangkan kiper sekaligus kapten tim, Gianluigi Buffon menyerang balik fans yang meneriakkan ejekan sepanjang pertandingan melawan Israel.
“Ya, selalu saja ada ejekan ketika kami tidak bisa memecahkan kebuntuan, tapi itulah filosofi kami,” ujar Buffon kepada Rai Sport sambil tersenyum.
Italia menguasai pertandingan. Berdasarkan statistik, Gli Azzuri menguasai 72 persen bola, berbanding 28 persen milik Israel. Namun hal itu, kata Buffon, tidak penting.
"Tidak ada yang peduli dengan penguasaan bola. Bagi Spanyol, jika mereka membuat 200 umpan dalam 20 meter, suporter mereka akan bertepuk tangan. Tapi di sini, suporter akan mengejek,” lanjut Buffon.
Buffon pun menghargai skema 4-2-4 yang diterapkan pelatih Giampiero Ventura.
"Pelatih yang membuat keputusan. Itu tugas dia. Dan itu tentunya terinspirasi oleh kami, para pemain. Saya pikir dia bekerja dengan baik kok,” kata Buffon. (Abul Muamar)
Advertisement