Liputan6.com, Tegal - Kabupaten Tegal terpilih sebagai tuan rumah Liga Santri Nusantara Regional Jawa Tengah III. Kompetisi ini digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama dan PSSI.
Kick off Liga Santri Nusantara dibuka oleh Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di Stadion Trisanja, Rabu (6/9/2017). "Kompetisi ini diikuti 30 tim yang berasal dari 12 Kabupaten/Kota di wilayah eks Karesidenan Pekalongan dan eks Karesidenan Banyumas," ucap Karding.
Advertisement
Baca Juga
Eks Karesidenan Pekalongan meliputi Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Pemalang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Batang. Sedangkan eks Karesidenan Banyumas terdiri dari Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, dan Kebumen.
Liga Santri Nusantara di Stadion Trisanja akan berlangsung 6 hingga 19 September mendatang. "Sebenarnya ada 72 tim yang mendaftar. Tapi setelah dilakukan screening, akhirnya terpilih 30 tim terbaik yang akan bertarung menjadi yang terbaik untuk maju ke tingkat Jateng hingga putaran Nasional," kata Karding.
Anggota Komisi III DPR ini mengatakan, tujuan utamanya digelar Lisa Santri Nusantara untuk meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya sepak bola. "Jadi supaya jangan di kota saja tapi olahraga sepak bola ini bisa masuk ke santri-santri. Karena dengan olahraga itu terbangun sportifitas membangun jiwa yang sehat," tuturnya.
Menurut dia, santri-santri yang ada di seluruh pelosok pusantara selama ini diberi peran dalam tanda petik mainan-mainan. "Karena mereka (santri) ini sangat berperan bagi perkembangan dalam pemerintahan. Mereka juga terlibat kegiatan yang bersumber dari APBN ataupun APBD," paparnya.
Selain itu, dengan digelarnya Liga Santri Nusantara ddiharapkan muncul bibit olahragawan berprestasi, khususnya sepak bola. "Semoga nantinya ada pemain sepak bola jebolan Liga Santri Nusantara yang mampu berprestasi di tingkat nasional ataupun internasional," ujarnya
Â
Minimalisir Tawuran
Bupati Tegal Enthus Susmono berharap Liga Santri Nusantara mampu memimalisir tawuran antarsuporter. "Pertandingan sepak bola Liga Santri Nusantara ini tentunya akan meminimalisir perang antarsuporter antara satu dan yang lain. Kalau semuanya salaman, salawatan bersama, maka akan muncul persaudaraan dan tak ada keributan antar santri yang lain," ucap Enthus Susmono.
Pria yang akrab disapa Ki Enthus ini juga mengapresiasi langkah Kemenpora dalam menyelenggarakan kompetisi sepak bola untuk pesantren dan santri. "Kami sangat mengapresiasi niat baik Menpora Imam Nahrawi dalam menyelenggarakan Liga Santri Nusantara 2017 ini. Terlebih Kabupaten Tegal dipercaya sebagai tuan rumah penyelengaraannya pada tahun 2017 ini," katanya.
Menurut Ki Enthus, kompetisi ini merupakan potensi penting untuk mencari bibit unggul, khususnya kaum pesantren. "Kita semua sudah tahu bahwa pesantren tidak hanya ruang mencari ilmu, tapi juga menjadi wahana penguatan mental, fisik, dan keterampilan santri, khususnya di bidang olahraga. Kalau ada yang berprestasi tentu saja diperhatikan pemda," papar bupati yang juga dalang nyentrik ini.
Ia berpesan agar semua pihak yang terlibat dalam Liga Santri Nusantara menjaga sportivitas, fair play¸ dan akhlakul karimah.
"Tunjukkan perilaku kalian di dalam pesantren, juga di atas lapangan hijau. Selamat bertanding," katanya.
Advertisement