Liputan6.com, Manchester - Gol kemenangan striker Manchester City, Sergio Aguero pada akhir musim 2011/12 memberikan penderitaan bagi tim lawan. Bukan Queens Park Rangers yang dikalahkan City 2-1, melainkan rival sekota mereka, Manchester United (MU).
Momen lima tahun silam itu membangkitkan emosi Kolo Toure, mantan pemain City yang kini berstatus beban agen serta Mike Phelan, mantan asisten MU saat bersama Sir Alex Ferguson. Persaingan City dengan MU sampai akhir musim 2011/12 itu merupakan salah satu yang paling ikonik dalam sejarah 25 tahun Liga Primer Inggris.
Baca Juga
Kedua klub memiliki nilai sama, 86, sebelum pekan terakhir musim tersebut. City menjamu QPR di kandang, sedangkan MU tandang ke markas Sunderland. Gol semata wayang Wayne Rooney di Stadium of Light membuat trofi bakal mengarah ke Old Trafford.
Namun, gol Aguero di pengujung laga di Etihad membuyarkan asa Setan Merah. The Citizens unggul selisih gol meski memiliki jumlah poin yang sama. Peristiwa 13 Mei 2012 silam itu pun akan selamanya terukir dalam memori fans sepak bola Inggris. Termasuk mengguncang Phelan di kandang Sunderland.
“Itu adalah saat terburuk dalam karier saya. Hanya karena kami bermain Sunderland dan selesai lebih awal. Saya pikir itu satu-satunya Fergie time yang tidak membawa kami ke posisi puncak,” kata Phelan.
Hal jauh berbeda dirasakan Kolo Toure. Saudara kandang gelandang City, Yaya Toure itu merayakan gelar liga keduanya pada musim tersebut. Sekaligus menjadi momen paling menakjubkan bagi pemain asal Pantai Gading itu.
“Memenangi pertandingan itu sangat penting. Kami tidak bermain bagus, kami sangat stres, tapi kami bekerja sangat keras, dan pada akhirnya kami tenang,” ucap Toure.
“Memenangi Liga Inggris selalu menjadi sesuatu yang spesial. Tapi mengalahkan MU sungguh menakjubkan. Dalam beberapa detik kami memenangkan liga, saya tidak akan pernah melupakannya,” Toure menegaskan.
Advertisement