Liputan6.com, London - Manajer Arsenal, Arsene Wenger meminta peraturan Financial Fair Play (FFP) dihapus. Pasalnya, Wenger menilai peraturan tersebut terlalu lemah.
Baca Juga
"Saya pikir FFP harus berakhir karena ada banyak celah untuk mengakalinya. Paling tidak, peraturan tersebut harus dikritisi," kata Wenger seperti dilansir Soccerway.
Pertanyaan mengenai FFP mencuat ke permukaan setelah aksi ugal-ugalan PSG di bursa transfer musim panas. Le Parisien memboyong Neymar dari Barcelona seharga 222 juta euro atau Rp 3,4 triliun plus Kylian Mbappe dari AS Monaco dengan nilai 180 juta euro.
UEFA telah turun tangan untuk menginvestigasi aksi PSG di bursa transfer. UEFA curiga kalau PSG telah melanggar aturan FFP, meski klub yang bersangkutan membantahnya.
Advertisement
FFP adalah aturan yang berlaku untuk klub-klub di Eropa yang berisi peraturan tentang transfer pemain. Klub tidak boleh berbelanja pemain melebihi pendapatan mereka. Peraturan yang digagas Michel Platini ini dikeluarkan agar klub tak bangkrut karena berhutang.
Wenger menambahkan, aksi PSG menjadi bukti betapa lemahnya peraturan FFP yang kini diberlakukan. Oleh karena itu, otoritas sepak bola, kata dia harus mencari peraturan lain yang lebih efektif.
"FFP menimbulkan pertanyaan baru. Sekarang, saya tidak yakin bahwa kita bisa mempertahankannya. Kita harus mempertahankan kontrol finansial dari klub-klub," ujar Wenger.
Arsenal sendiri hanya berbelanja dua pemain baru di bursa transfer musim panas ini. Meriam London mendatangkan Alexandre Lacazette dari Olympique Lyonnais dan Sead Kolasinac dari Schalke 04.