Sukses

5 Momen Spesial Liverpool yang Dirindukan Pendukungnya

Apa saja momen yang dirindukan fans Liverpool?

Liputan6.com, Liverpool - Liverpool saat ini tengah berjuang keras membangun kembali masa-masa indahnya seperti era 70 sampai 80-an. Namun, usaha mereka untuk ulangi sukses masa lampau akan berliku karena dibutuhkan rombak ulang skuat dan permainan.

Klub asal Merseyside itu dalam dua dekade terakhir memang acap kesulitan bersaing gelar. Jangankan gelar, mereka bahkan sempat terseok-seok untuk finis di posisi empat besar.

Bersama Jurgen Klopp, Liverpool memiliki harapan baru untuk ulangi memori indah dahulu. Perlahan tapi pasti progres tersebut mulai terlihat dan berjalan konsisten menanjak.



Sambil menantikan masa baru, fans Liverpool jelas merindukan momen-momen spesial masa lampau. Ada lima momen yang sulit mereka lupakan, berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:
2 dari 6 halaman

Gelar Liga

Saat Liverpool terakhir kali meraih gelar liga terjadi pada 1990 silam, tahun di mana kebanyakan Liverpudlian mungkin baru lahir. Mereka kini sudah berpuasa selama 27 tahun.

Kala itu, Liverpool datang dengan skuat muda. Sebut saja, Ian Rush, Rosenthal, Barnes, hingga kiper Bruce Grobbelaar.

Jelas, bersama Klopp Liverpool kini bisa saja ulangi memori itu. Apalagi skuatnya tak jauh beda, banyak pemain muda, semacam Ben Woodburn, Trent Alexander-Arnold, hingga Dominic Solanke.

3 dari 6 halaman

Keajaiban Istanbul

Kenangan di Istanbul cukup menyakitkan bagi para suporter AC Milan, tapi keajaiban buat Liverpool. Sebab, kala itu Milan sejatinya sudah unggul tiga gol di babak pertama.

Milan sudah cetak gol kala laga berjalan satu menit lewat Paolo Maldini. Kemudian Hernan Crespo menjauhkan keunggulan lewat dua golnya menit 39 dan 44.

Akan tetapi, pada paruh kedua Liverpool mampu bangkit. Mereka bahkan sukses menyamakan kedudukan melalui Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso.

Lagapun berlanjut hingga adu penalti. Apes bagi Milan karena harus takluk 2-3 di babak adu tos-tosan. "Bila Anda unggul 3-0, Anda harus memenangkan pertandingan. Seharusnya tidak terjadi adu penalti. Itu benar-benar mengecewakan kami," ungkap mantan pemain Milan, Ricardo Kaka.

4 dari 6 halaman

Aksi Kiper Legendaris, Bruce Grobbelaar

Sebelum Jerzey Dudek yang menawan, ada Bruce Grobbelaar yang jadi buah bibir. Bermain melawan AS Roma, Liverpool sukses meraih gelar Piala Champions 1984.

Setelah waktu normal berakhir imbang 1-1, laga kemudian dilanjutkan ke babak adu penalti. Banyak kekhawatiran kala itu. Sebab, Liverpool memiliki sejarah buruk pada babak adu penalti.

Namun demikian, Grobbelaar sukses jadi pahlawan. Saat Bruno Conti jadi eksekutor Roma, dia mulai menggoyang-goyangkan kaki dengan cara aneh yang bermaksud merusak konsentrasi Conti. Aksinya itu nyatanya berhasil, bergitu juga saat Francesco Graziano yang jadi eksekutor dan Grobbeelar melakukan hal serupa.

Liverpool akhirnya sukses mengamankan gelar keempatnya di Eropa dalam tujuh tahun kala itu. Aksi Dudek di final Liga Champions 2005 juga terinsporasi dari Grobbelar.

5 dari 6 halaman

Pekan Tak Terlupakan di Maret 2009

Liverpool pernah menjalani pekan istimewa pada 2009 silam. Hal itu dimulai kala mereka sukses curi kemenangan 1-0 di markas Real Madrid pada babak 16 besar Liga Champions.

Pada 11 Maret 2009, mereka tambah menggila. Tim yang kala itu diasuh oleh Rafael Benitez bahkan berhasil menghancurkan Real Madrid 4-0 pada pertemuan kedua.

Empat hari kemudian, Liverpool melakukan perjalanan ke Old Trafford dalam pertandingan yang wajib dimenangkan Di sisi lain, kemenangan United akan membawa tim asuhan Sir Alex Ferguson lebih dekat ke gelar juara. Cristiano Ronaldo mencetak gol dari titik penalti untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

Namun, Fernando Torres sukses memanfaatkan kesalahan Nemanja Vidic dan Gerrard mencetak gol dari titik penalti yang kemudian mengubah pertandingan. Vidic diusir dari lapangan pada babak kedua. Dossena mencetak gol keempat menjelang akhir dan membalikkan keunggulan, Liverpool menang 4-1 atas United di Old Trafford.

Dua pertandingan tersebut merupakan pertunjukkan kelas dunia oleh Liverpool dan fakta sepekan itu menyoroti kualitas dan konsistensi tim besutan Rafa Benitez. Sayang, Liverpool gagal memenangi Liga Inggris atau Liga Champions di musim tersebut.

6 dari 6 halaman

Comeback Mengesankan Pada April 2016

Meski gagal memenangkan piala, Jurgen Klopp sudah terlibat dalam momen Anfield yang besar di musim pertamanya sebagai manajer Liverpool. The Reds menghadapi tim Klopp sebelumnya, Borussia Dortmund di perempat final Liga Europa.

Kedua tim bermain imbang 1-1 pada leg pertama di Jerman dan Dortmund memulai dengan kuat di Anfield. Henrikh Mkhitaryan dan Pierre-Emerick Aubameyang mencetak gol dalam 10 menit pertama, yang berarti Liverpool membutuhkan tiga gol tanpa kebobolan lagi.

Divock Origi mencetak gol di awal babak kedua untuk mendapatkan angin segar Liverpool. Namun, itu hanya bertahan sebentar karena Marco Reus mencetak gol yang sepertinya membunuh misi The Reds.

Namun demikian, Liverpool yang membutuhkan tiga gol dalam setengah jam malah menggila. Dimulai oleh Philippe Coutinho, Mamadou Sakho langsung mencetak gol dengan 13 menit tersisa untuk menyamakan kedudukan 4-4. Dortmund masih unggul gol tandang sampai James Milner memberi umpan silang brilian dalam beberapa detik terakhir untuk Dejan Lovren.

Anfield bergemuruh bersama Klopp saat Liverpool melakukan salah satu comeback terbesar di Eropa. Saat itu sangat mungkin dan penting dalam masa kepemimpinan Klopp di Liverpool karena ini adalah sihir besar pertamanya.

Eka Setiawan

  • Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana
    Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana

    Liverpool