Liputan6.com, Yangon- Timnas U-19 tengah berjuang di Piala AFF U-18 2017. Kebetulan, turnamen tahunan ini berlangsung Myanmar yang kini tengah menjadi sorotan dunia akibat krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine beberapa pekan belakangan ini.Â
Krisis tersebut telah menyebabkan ribuan warga Rakhine mengungsi ke Bangladesh. Mereka meninggalkan kampung halamannya karena takut menjadi korban konflik yang terjadi. Kekerasaan juga telah memicu sejumla aksi protes terhadap pemerintah Myanmar.
Advertisement
Baca Juga
Di Indonesia, aksi solidaritas terhadap etnis Rohingnya juga bermunculan. Massa berdemo ke kantor keduataan besar Myanmar di Jakarta mengutuk krisis kemanusiaan tersebut.
Bahkan di media sosial, sempat beredar desakan agar Timnas Indonesia U-19 membatalkan niatnya ke Piala AFF U-18 sebagai bentuk protes terhadap krisis yang melanda Rakhine. Meski demikian, PSSI bergeming dan memberangkatkan Garuda Nusantara ke Myanmar.Â
Sejak 4 September 2017 lalu, Timnas U-19 sudah tampil di Piala AFF 2017. Garuda Nusantara bahkan sudah berhasil melangkah hingga ke babak semifinal.Â
Pantauan Bola.com, krisis yang terjadi di kawasan Rakhine tidak menimbulkan gejolak di Yangon. Sejumlah WNI yang sempat ditemui di sela-sela turnamen Piala AFF U-18 2017 juga mengaku krisis yang terjadi di Rakhine tidak berimbas pada kehidupan mereka di Yangon. Rutinitas sehari-hari termasuk kegiatan beribadah tetap berjalan normal tanpa gangguan.Â
Kegiatan Timnas U-19 sejauh ini juga berjalan lancar. Bahkan skuat Garuda Nusantara sempat menjalankan ibadah Salat Jumat di salah satu mesjid di Yangon.Â
Hal yang sama juga dirasakan suporter Tim Garuda Nusantara yang datang dari Jakarta juga merasakan keramahan masyarakat Yangon. Kalangan jurnalis peliput Piala AFF U-18 2017 asal Indonesia, termasuk Bola.com, hampir tak pernah menemui kesulitan dalam menjalankan tugas karena tak jarang mendapat bantuan dari masyarakat Yangon.
Â
Â
Â
Â
Â
Salat di Stadion
Di stadion, perbedaan keyakinan juga bukan masalah. Meski penduduk Yangon mayoritas beragama Buddha, umat lain yang berbeda keyakinan masih bisa menjalankan ibadah tanpa ganggua. Bahkan, salah seorang panitia (panpel) lokal, Bo Bo Min, bersedia membantu mencari lokasi salat bagi suporter dari Indonesia yang beragama Islam. "Silakan saja sampaikan ke kami, kami akan membantu mencarikan tempat (untuk salat)," ujarnya.
Seusai laga Brunei vs Indonesia di Stadion Thuwunna, Rabu (13/9/2017), terlihat tiga suporter Timnas Indonesia U-19 menunaikan salat. Dua dari tiga WNI itu merupakan pelajar Indonesia International School Yangon (IISY), dan satu lagi merupakan guru di IISY.
Karena Thuwunna tidak memiliki musala, ketiganya salat di atas panggung kecil di press room (ruangan para jurnalis bekerja). Ketiganya menjalankan ibadah dengan khusyuk dan tanpa gangguan dari orang-orang sekitar mereka, yang mayoritas merupakan warga lokal.Â
Timnas Indonesia U-19 kembali akan bertanding sore ini, Jumat (15/9/2017). WNI pun akan berdatangan ke Thuwunna Stadium untuk memberi dukungan kepada Garuda Nusantara yang akan berhadapan dengan Thailand di babak semifinal (kick off pukul 15.30 WIB). Semoga keamanan terus terjaga, dan kedua tim bisa bertanding tanpa beban dan penonton juga terhibur tanpa harus khawatir dengan keselamatannya, termasuk saat beribadah.
(Laporan jurnalis Bola.com Aning Jati dan fotografer Liputan6.com Yoppy Renato dari Yangon, Myanmar)
Â
Advertisement