Liputan6.com, Jakarta Pamor Liga Italia Serie A kini mulai membaik pascakasus calciopoli yang terjadi tahun 2006. Pelan tapi pasti, pecinta sepakbola kembali bergairah untuk menyaksikan AC Milan, Juventus, Inter Milan, dan lainnya bertanding.
Tentu saja ada sejumlah faktor yang menyebabkan hal itu. Pertama adalah revolusi besar-besaran yang dilakukan AC Milan. Menurut Corriere dello Sport, di awal musim ini saja, sudah terjadi peningkatan sebanyak 21.000 penonton. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat apabila klub asuhan Vincenzo Montella itu mampu mengukir prestasi musim ini.
Baca Juga
Faktor kedua yaitu prestasi Juventus di Liga Champions dalam tiga tahun terakhir. I Bianconeri dua kali menembus final meski akhirnya berakhir dengan kekalahan. Berkat prestasi itu pula, mulai musim depan, jatah wakil Serie A untuk Liga Champions ditambah menjadi empat, dengan tiga tim lolos otomatis.
Faktor ketiga adalah keberadaan pemain-pemain bintang kelas dunia, seperti Paulo Dybala, Leonardo Bonucci, Gianluigi Buffon, Lorenzo Insigne, Ivan Perisic, Andrea Belotti, dan masih banyak lagi. Keberadaan mereka ini diyakini membuat publik sepakbola tetap mengikuti perkembangan Liga Italia.
Di luar tiga faktor di atas, setidaknya masih ada satu hal lagi yang menyebabkan Liga Italia tetap menarik, yakni banyaknya pemain-pemain muda berbakat yang telah menunjukkan kualitasnya. Para pemain muda ini mampu bersaing dengan para pemain yang lebih tua dari mereka. Hebatnya lagi, banyak dari mereka yang usianya saat ini masih di bawah 20 tahun alias masih tergolong remaja.
Advertisement
Sejatinya, para pemain remaja ini menempati berbagai posisi, mulai dari kiper hingga striker. Untuk kali ini, Liputan6.com merangkum tiga di antaranya yang bermain sebagai stiker. Tiga penyerang ini diprediksi bakal bersinar di masa depan, terutama jika dilihat dari empat pekan yang sudah bergulir di Serie A musim ini. Berikut daftarnya.
Patrick Cutrone
Dari sederet nama yang ada, satu yang paling menyita perhatian adalah striker AC Milan, Patrick Cutrone. Usianya baru 19 tahun, namun ia sudah mampu menembus tim senior AC Milan sejak Januari lalu.
Tak tanggung-tanggung, Cutrone bahkan diturunkan sebagai starter dalam tiga laga Serie A dan dua laga Kualifikasi Liga Europa. Ia pun menjawab kepercayaan itu dengan mencetak 4 gol dan 2 assist dari total 8 penampilan sejauh ini.
Sebelum dipanggil ke tim senior, Cutrone sudah lebih dulu mendulang kesuksesan di Tim Primavera Milan. Ia membukukan 43 gol dan 6 assist dalam 67 penampilan.
Advertisement
Moise Kean
Berikutnya ada Moise Kean. Pemain berdarah Italia-Pantai Gading itu musim ini dipinjamkan ke Verona oleh Juventus untuk jangka satu musim. Keputusan itu diambil agar ia bisa mendapatkan jam terbang yang lebih banyak guna perkembangan permainannya.
Usia Kean saat ini 17 tahun 6 bulan 13 hari. Sejauh empat pekan yang sudah bergulir, ia memang belum mencetak satu gol pun. Ia baru diturunkan dua kali dengan total bermain 108 menit.
Namun, Kean tak dapat diremehkan. Musim lalu ia sudah membuktikan diri bersama Juventus. Ia dimainkan di tiga pertandingan Serie A dan sekali di Liga Champions. Dari kesempatan itu, ia mencetak satu gol di Liga Italia. Total, di semua level, musim lalu ia tampil dalam 24 pertandingan, mencetak 14 gol dan 5 assist.
Kean saat ini tergabung dalam Timnas Italia U-17, dengan catatan 8 gol dalam 17 caps. Sejak 1 September lalu, ia juga diberi kesempatan memperkuat Timnas U-19.
Pietro Pellegri
Striker muda Genoa, Pietro Pellegri mencuri perhatian publik sepakbola Italia akhir pekan lalu. Pemain yang baru berumur 16 tahun itu berhasil mencetak dua gol ke gawang Lazio. Hebatnya lagi, Pellegrini tidak diturunkan sebagai starter pada laga tersebut. Ia baru masuk di menit 33, menggantikan Adrian Ricardo Centurion.
“Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan yang sudah saya miliki sejak kecil. Ini adalah malam yang penting bagi saya dan ayah saya,” ucap Pellegrini kepada Mediaset Premium, usai pertandingan.
Pellegrini merupakan pemain binaan akademi Genoa. Ia merupakan anak dari Marco Pellegrini, rekan pelatih Genoa, Ivan Juric. Keberhasilannya itu tidak terlepas dari bimbingan ayahnya.
“Ayah saya selalu membimbing karier saya sejak saya kecil. Dia selalu mengantarkan saya latihan, walaupun sedang dingin dan hujan. Dialah orang yang senantiasa menjaga saya di jalur yang benar dalam sepakbola, sementara ibu saya meyakinkan saya untuk sekolah,” tambah remaja yang mengidolakan Zlatan Ibrahimovic itu. (Abul Muamar)
Advertisement