Liputan6.com, Paris - Mantan Pelatih Santos, Muricy Ramalho, menilai konflik antara dua bomber Paris Saint-Germain (PSG), Neymar dan Edinson Cavani, adalah kesalahan Pelatih Unai Emery. Ia bahkan menyebut Emery tak pantas melatih tim sekelas PSG.
Baca Juga
Keretakan terlihat jelas antara Edinson Cavani dan Neymar saat melawan Olympique Lyon, Senin (18/9/2017) dinihari WIB. Friksi pertama muncul saat PSG mendapatkan tendangan bebas. Saat Cavani hendak mengeksekusi tendangan bebas itu, Daniel Alves mengambil bola, lalu memberikannya kepada Neymar. Penyerang asal Uruguay itu kontan tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Friksi kedua terjadi ketika wasit menghadiahkan penalti bagi Les Parisiens pada menit ke-79. Kali ini, sang mega bintang asal Brasil meminta untuk menjadi eksekutor. Namun, Cavani tak mengabulkannya. Sial bagi mantan penyerang Napoli tersebut. Eksekusinya tak mampu menaklukkan Anthony Lopes.
Begitu peluit tanda pertandingan usai dibunyikan wasit, Cavani langsung pergi ke ruang ganti. Sementara itu, bersama para pemain lain, Neymar memberikan applaus terlebih dahulu kepada para fans yang berada di tribun Stadion Parc des Princes. Menurut Ramalho, semua ini adalah kesalahan Emery.
"PSG dan pelatihnya sangat tidak teratur. Ini kesalahan Emery atas apa yang terjadi. Saya selalu membela pelatih, tapi kali ini Emery bersalah. Ini berantakan. Semuanya keluar dari sebuah rencana. Tidak boleh ada hal seperti itu," kata Muricy kepada SporTV.
"Siapa yang akan mengambil tendangan sudut harus jelas, siapa yang mengambil tendangan bebas harus jelas, semuanya harus diatur. Ini adalah kekacauan pelatih. Saya tidak benci pelatih Eropa, tapi pelatih ini tidak bahkan tidak setara Neymar."
Advertisement
"Emery sama sekali tidak memiliki moral. Dia tidak menentukan siapa yang akan mengambil tendangan bebas dan penalti, dan pelatih yang melakukan ini tidak teratur. Emery harus kembali ke Sevilla. Dia tidak pantas berada di PSG," Muricy menambahkan.