Sukses

5 Perbedaan Taktik Valverde dan Enrique di Barcelona

Bersama Valverde, Barcelona mencatatkan empat kemenangan, mencetak 11 gol, dan hanya sekali kebobolan di La Liga.

Liputan6.com, Barcelona - Ernesto Valverde sebenarnya membuat kesan awal di Barcelona dengan buruk. Namun, nyatanya sejauh ini taktiknya boleh dibilang brilian ketimbang terdahulunya, Luis Enrique.

Tugas pertama Valverde di Barcelona berakhir dengan kekalahan 1-5 secara agregat oleh Real Madrid di Supercopa de Espana. Hal ini sempat memunculkan rasa pesimistis pendukung El Barca.

Akan tetapi, pelatih asli Spanyol itu memilih untuk tak mendengarkan kritik pihak lain. Buktinya, Barcelona dibawanya sempurna dalam empat laga La Liga.



Keempat laga itu disapu dengan empat kemenangan, mencetak 11 gol, dan hanya sekali kebobolan. Sebaliknya, Real Madrid justru sudah jalani dua laga imbang, dan belum bisa menang di kandang sendiri.

Dari situlah sudah terlihat taktik Valverde mulai berjalan. Bahkan dia disebut-sebut punya permainan lebih baik dari Enrique.

Lantas, apa saja perbedaannya? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:
2 dari 6 halaman

Peran Baru Lionel Messi

Lionel Messi (doc. Barcelona)
Ketika Luis Suarez tiba di Barcelona untuk bergabung dengan Lionel Messi dan Neymar, justru Messi-lah yang mengorbankan posisi utamanya. Hal ini merupakan langkah awal untuk membentuk salah satu trio paling menakutkan dalam sejarah sepak bola.

Kini, Messi diarahkan untuk main lebih ke tengah, tak lagi melebar. Ini adalah posisi yang tidak asing lagi dalam sistem 4-3-3. Peran false 9 dimainkan Messi.

Di bawah Luis Enrique, peran Messi lebih banyak di sayap, Namun, Valverde memerintahkan Messi bermain di pusat penyerangan.

Alhasil, Messi kini telah terlibat dalam sebuah gol setiap 60 menit. Dia sudah kemas 5 gol dan 1 assist dalam empat pertandingan liga dan 8 gol secara keseluruhan.

3 dari 6 halaman

Suarez Punya Peran Mirip David Villa

Luis Suarez (kanan) (AFP/Lluis Gene)
Suarez mungkin mengenakan kaos nomor 9 di Barcelona. Tapi dia mungkin tidak lagi bermain di posisi itu, kecuali Messi beristirahat atau cedera.

Banyak yang mengharapkan Valverde untuk mendorong Messi kembali ke kanan setelah Suarez pulih dari cedera. Namun, Valverde bertahan dengan Messi di tengah sementara Suarez agak ke kiri.

Dampaknya terhadap penampilannya pun langsung terjadi. Striker asal Uruguay itu pada awalnya berjuang untuk terlibat dan tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkan bek saat memiliki kesempatan untuk masuk ke belakang pertahanan lawan.

Tapi bukan berarti dia akan dibatasi ke sisi kiri seperti Neymar. Perannya akan menggeser ke tengah saat Messi turun jauh untuk jemput bola. Begitulah akhirnya dia berhasil mencetak gol.

Ini dirancang untuk mengacaukan pertahanan lawan karena pola serangan Barcelona tak bisa ditebak. Taktik ini dirancang untuk memastikan setidaknya satu dari Suarez dan Messi menemukan ruang untuk bekerja sama.

Ini mirip dengan peran David Villa saat berkembang di Barcelona bersama Messi. Dia lebih berperan sebagai striker penyuplai dan pengalih perhatian bek lawan.

4 dari 6 halaman

Pressing Lawan Sejak di Tengah

Pemain Barcelona, Lionel Messi (tengah) melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya saat melawan Eibar pada lanjutan La Liga Spanyol di Camp Nou stadium, Barcelona (19/9/2017). (AFP/Pau Barrena)
Di bawah Valverde Barcelona tidak lagi bermain aman dan cuma berputar di pertahanan sambil menunggu lawan keluar. Sekarang, mereka selalu langsung melakukan pressing dan lebih terbuka lewat bola cepat kaki ke kaki.

Sekarang seluruh tim menekan tanpa terkecuali. Bahkan Messi diwajibkan turun ke tengah lapangan untuk memberi tekanan kepada lawan.

Hal itu tak terlihat saat Messi di bawah Enrique. Karena Messi kala itu cuma jadi pembawa bola tanpa harus merebut bola. Hal inilah yang menjadi kunci Barca sejauh ini bisa membuat lawannya kerepotan sejak di tengah.

5 dari 6 halaman

Ivan Rakitic Mulai Tokcer

Ivan Rakitic (kiri) (doc. Barcelona)
Rakitic telah memiliki karier pasang surut sejak datang dari Sevilla pada tahun 2014. Padahal musim pertama di Barcelona, dia dianggap menjadi pahlawan dalam musim treble.

Akan tetapi, musim lalu dia bermain jauh dari yang diharapkan. Di bawah Enrique, Rakitic tidak dimainkan dengan kekuatannya.

Tanpa bek kanan spesialis di samping, dia dipaksa keluar melebar ke kanan beberapa kali. Hal ini dilakukan agar Messi bisa leluasa bekerja dengan Suarez.

Akibatnya, perannya menjadi sedikit berkurang dan Barcelona sulit menciptakan peluang. Tapi dengan Messi sekarang dalam peran False 9 dan bek kanan diisi Nelson Semedo, Rakitic mampu memberikan semua energinya untuk bermain di tengah.

Dia sekarang memiliki kebebasan untuk mendikte permainan dan juga mengirimkan bola ke dalam kotak saat Barcelona tengah kuasai bola. Cara dia bekerja sama dengan Messi untuk mengalahkan jebakan offside juga menjanjikan.

6 dari 6 halaman

Adaptasi Tanpa Neymar

Selebrasi pemain Barcelona usai menjebol gawang Eibar (AFP)
Jika ada satu hal yang tak dimiliki Valverde seperti Enrique selama tiga musim adalah Neymar Jr. Bos Barcelona ini hanya memiliki kesempatan untuk bekerja dengannya di tur pramusim.

Dia menyaksikan dari sela-sela saat Neymar menghancurkan Madrid di El Clasico dan kemudian sang pemain pergi ke Paris Saint-Germain dengan biaya 220 juta euro. Trio MSN dibubarkan dalam sekejap mata dan Valverde awalnya berjuang untuk mengatasi semua itu tanpa pemain Brasil di sebelah kiri.

Kerugiannya paling nyata adalah saat mereka berjuang untuk membongkar pertahanan Real Madrid di Supercopa de España. Gerard Deulofeu yang baru didatangkan nyatanya tak bisa memberi dampak instan.

Tapi dengan Suarez bergerak ke kiri dan Messi ke tengah, Valverde membutuhkan pemain sayap kanan. Tentu saja, Ousmane Dembele adalah jawaban dan Valverde berhasil melakukan itu.

Namun bencana datang setelah pemain asal Prancis itu sekarang membutuhkan operasi dan akan absen selama 3-4 bulan. Padahal, dia telah menunjukkan potensi untuk menjalin kerja samadengan Messi dan Suarez dalam derby melawan Espanyol.

Kehilangan Neymar mungkin tidak benar-benar terasa sampai Barcelona bermain lawan yang lebih sulit. Namun mereka telah membuktikan itu semua saat menang 3-0 atas Juventus di Liga Champions.

Eka Setiawan