Liputan6.com, Aragon - Keberadaan Dani Pedrosa bisa jadi batu sandungan buat ketiga kandidat juara dunia MotoGP musim ini. Karena di balik pembawaannya yang kalem joki tim Repsol Honda itu punya sifat yang kejam terutama saat berada di lintasan balap.
Baca Juga
Advertisement
Pandangan itu bukan isapan jempol belaka. Pada balapan di Sirkuit Aragon misalnya. Tidak ada yang pernah membayangkan jika Dani Pedrosa mampu memberikan perlawanan yang sengit di lintasan.
Lantaran performa gemilangnya, Andrea Dovizioso, Maverick Vinales, dan rekan setimnya, Marc Marquez dipaksa harus bekerja keras. Alhasil, dia berhasil menutup race di posisi kedua, di bawah Marquez.
Tak heran, banyak yang mempertanyakan bagaimana bisa Pedrosa yang memulai balapan dari posisi keenam di MotoGP Aragon, mampu melengserkan para pembalap di atasnya. Rasa penasaran inilah yang seringkali muncul dari penggemar terhadap sosok pembalap asal Spanyol.
Pedrosa sendiri menanggapi pujian-pujian dan rasa penasaran dengan dingin. Dia menyebut, di MotoGP Aragon, pembalap berusia 31 tahun itu hanya berusaha tampil sebaik mungkin.
"MotoGP Aragon adalah salah satu balapan terbaik saya tahun ini. Sejujurnya, seluruh akhir pekan berjalan dengan baik. Waktu terburuk adalah di babak kualifikasi," ujar Pedrosa seperti dikutip dari GPOne, Selasa (26/9/2017).
Kelebihan Lain
Pedrosa memang tidak terlihat seperti rudal di awal balapan. Tapi sebagai seorang pembalap dia punya kelebihan dari lainnya, salah satu hal yang paling menonjol adalah memperbaiki kecepatan di setiap putaran sampai akhirnya ia berhasil menyusul rekan setimnya.
"Saat balapan saya memiliki kecepatan yang tepat untuk menang. Sayangnya, saya tidak memulai dengan baik dan celah kecil tercipta langsung di belakang kelompok utama," ungkap Pedrosa.
(David Permana)
Advertisement